Tiara menatap Putra kembali. Mereka berdua saling menatap dan berhenti di tengah jalan.
"Lihat, sekarang kamu yang diam"
"Ra"
"Hm?"
"Aku pernah menyukaimu. Dan aku pernah membencimu. Sekarang aku menyayangimu. Papa bahkan mungkin mencintaimu sama banyaknya dia mencintaiku"
Putra terkekeh "Begitukah?"
"Hm. Kamu belum menjawab pertanyaan ku Putra. Apa kamu pernah menyukai ku?"
"Tentu saja. Bukankah kamu adalah orpilku hm?"
"Ah ya tentu saja" Tiara memutar bola matanya malas lalu kembali melangkahkan kakinya diikuti oleh Putra.
"Haha ngambek nih?"
"Nggak"
"Tapi kamu orpil istimewa untukku" bisik Putra membuat Tiara tersenyum.
"Haaa... kira-kira 22 jam lagi aku pergi"
"Jam 9 kan tiket kamu"
"Yup"
"Kiano gak hubungin kamu?"
"Dia ada chat tadi pas makan"
"Dia bilang apa?"
"Dia udah selesai prepare katanya dan sekarang ke basecamp buat perpisahan sama anak-anak Eagle, khususnya kak Tora sih"
"Hm yaya"
"Kalau gitu, kita mau kemana lagi?"
"Kamu mau ke sesuatu tempat?"
"Mm nggak sih"
"Tii.. berbalik"
"Why?"
"Berbalik"
Tiara terkekeh lalu mengikuti kemauan Putra. Putra merogoh saku celananya lalu memasangkan kalung di leher Tiara. Tiara berbalik sambil memegang kalung tersebut dan tersenyum.
"Putra? Ini?"
"You like?"
"Really like. Oh my God, ini cantik banget Raaa" Tiara memegang liontin dari kalung tersebut. Tiara kembali mendongak mendapati Putra tersenyum padanya. Tiara memeluk Putra dengan senyum bahagia.
"Jaga diri baik-baik disana. Dengerin kata Kiano, nasihat Kiano, kalau ada yang macam-macam sama kamu di kampus hubungin Kiano atau aku tapi kalau Kiano yang macam-macam hubungin aku"
"Iya"
"Jangan bandel, cerita kalau ada masalah jangan diam aja, kalau berat ceritain di Kiano, hubungi aku"
"Iya"
"Belajar yang rajin disana, jangan sibuk pacaran, jaga pergaulan, jangan sering minum"
"Iyaa"
"Kalau kamu sakit langsung bilang sama bi Tira, bilang ke Kiano, atau hubungin aku, kalau keseleo langsung bilang pas sakitnya jangan tunggu gak bisa jalan baru bilang"
Tiara terkekeh bersamaan dengan jatuhnya air matanya. "I iya"
Putra mengangguk dan mengelus punggung Tiara.
"Makasih Ra. Makasih udah jagain aku, makasih udah bantu aku, makasih udah temenin aku, makasih karena selalu jaga kepercayaan aku, makasih Ra dan maaf karena aku sempat meragukanmu"
Putra membalasnya hanya mengangguk dan mengeratkan pelukan mereka.
----
Suara dering telpon membuat Tiara terbangun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Roman pour AdolescentsSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...