"Tunggu. Itu gelang. Kemarin Gunawan kan bahas gelang" batin Putra. "Apa penggemar rahasia itu Gunawan" pikirnya lagi.
"Tapi cantik sih gelangnya. Iya nggak?" ucap Tiara sambil memperlihatkan gelang tersebut kepada Putra.
"Putra" panggil Tiara karena Putra terlihat melamun.
"Iya cantik. Tapi lebih cantikan kamu" ucap Putra tersenyum manis.
"Astaga. Senyumnya" batin Tiara sambil tersenyum kagum.
"Ngapain senyum-senyum gitu. Salting yah gue bilang cantik"
"Mana ada. Aku memang cantik, nggak ganteng. Ngapain salting"
"Iya de iya. By the way kamu beneran nggak tau apa-apa tentang penggemar kamu"
Tiara menggeleng. "Aku kira si itu Kiano kan yang sering gangguin aku tu dia. Tapi kalo Kiano selama ini kan emang selalu deketin aku terang-terangan masa iya sekarang malah rahasiaan dan kenapa bukan dari dulu waktu pertama kali dia gangguin aku"
Putra mengangguk-angguk paham
"Terus dia tau kalau kemarin kita kuis. Jadi kemungkinan dia anak sekolah kita dong. Udah ah. Nggak usah bahas dia, selama dia tidak menganggu dan macam-macam kan"
"Iya"
"Aku mau mandi ni, mau keluar"
"Keluar kemana, sore banget"
"Kepo"
"Ya heran aja. Jam setengah 6 baru mau keluar"
"Mau makan malam bareng mama papa aku. Bye"
Tiara memutuskan panggilan nya untuk bersiap ke apartemen orang tuanya.
Sedangkan Putra terbaring di kasurnya. Memikirkan penggemar rahasia Tiara.
"Apa nomor yang chat Tiara kemarin tu dia. Siapa dia" Putra menggeleng "Tunggu. Ngapain gue mikirin itu"
"Putraa" teriak Ega dari lantai bawah.
Putra langsung menuju ke sumber suara.
"What mom"
"Mami mau keluar arisan di rumah teman mama. Papi kamu kayaknya tengah malam pulangnya. Kamu jangan keluyuran malam, tunggu aja di rumah. Kalau mendesak, telpon mama dulu"
"Iya ma. Ngapain arisan malam-malam"
"Teman mama baru nyampai dari Singapura tadi sore yang harusnya pagi"
"Oh"
"Ya udah mama jalan dulu"
Putra mengangguk dan kembali naik ke kamarnya. Menelpon seseorang di ponselnya.
"Gue sendirian di rumah. Sini ke rumah gue"
"Gak mau. Nanti gue dikira homo ama lu"
"Ya udah terserah"
"Iyo. Tunggu"
Putra menutup panggilan. Tak lama kemudian, Toni datang dengan dua kantong kresek yang berisi makanan tentunya untuk mereka berdua makan sambil bermain PS.
•••
"Jadi sisa berapa orang yang nggak kumpul?" ucap Putra di hadapan teman-temannya.
"Dua. Mita sama Lia" ucap Santi selaku wakil ketua kelas.
"Kalian berdua nanti sore bawa ke rumah Dina"
"Eh nggak bisa Putra. Gue mau keluar sama nyokap nanti sepulang sekolah"
"Ya udah. Ke rumah Tiara"
"Iya" ucap Mita dan Lia bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bofrend
Подростковая литератураSeseorang yang seharusnya bisa kujadikan sahabat, namun hanya kujadikan teman. Menjadi sahabat dalam suatu urusan tertentu, namun menjadi teman dalam urusan tertentu pula. Seseorang yang seharusnya kujadikan teman malah menjadi sahabat. Seseorang ya...