35

13 2 0
                                    

Tok tok tok

Ketukan pintu masih saja terdengar. Tiara menghela nafasnya dan mulai berjalan keluar. Tiara membuka pelan kunci rumahnya dan....

"Huh hai Tiara" sapa Bara.

Tiara terkejut dan langsung membiarkan Bara masuk.

"Huh gue gak tau harus bilang apa, gue minta maaf Tiara karena harus kesini di jam segini, gue takut bukan lo yang buka pintu dan gue benar-benar gak enak"

"I-iya, Kin mabuk?" tanyanya khawatir melihat Kiano dipapah oleh Bara.

Bara mengangguk. "Sorry Tiara, gue gak bisa nahan anak-anak di markas. Markas udah dipenuhi senior Eagle. Beberapa anak masih ada di mobil mau gue bawa pulang ke apartemen gue, gak mungkin juga gue bawa mereka pulang ke rumah mereka. Untuk Kiano, lo pasti tau kan gimana bokap Kiano. Jadi g-gue takut bawa Kiano pulang ke rumahnya dan gue cuma bisa ingat lo. Apa boleh?"

Tiara mengangguk dan menyuruh Bara membawa Kiano ke kamarnya.

"Sorry banget yah Tiara. Gue gak enak dan takut sama bibi lo" ucap Bara setelah menidurkan Kiano.

"Gak papa. Kamu masih kuat nyetir?"

"Aman. Gue cuma minum dikit tadi, Sinta juga ada disana soalnya hehe"

"Oh terus Sinta mana?"

"Gue udah bawa pulang duluan"

"Ohh kalau gitu hati-hati. Makasih yah Bara"

"Gue yang makasih Tiara" Bara lalu keluar dari rumah Tiara.

Tiara kembali mengunci pintu rumah dan ke kamarnya mengecek Kiano. Baru kali ini ia melihat Kiano mabuk. Tiara melepas sepatu dan jas Kiano.

"Huh berat banget" Tiara berhasil melepas jas Kiano dan kembali menidurkannya.

"Lihatlah, dia bahkan tersenyum sekarang. Apa yang dia impikan?"

"Sayang?" ucap Kiano setelah membuka matanya melihat Tiara.

"Hm?"

Kiano kembali tersenyum "Bahkan dalam mimpi pun kau sangat terlihat cantik. Ahhh aku beruntung memilikimu. Tidak tidak, aku saaaangat beruntung" Kiano kembali menutup matanya.

Tiara tersenyum tipis, ia tersipu malu. "Apa itu hm?" Tanyanya. Tiara menghela nafasnya "Kamu bau alkohol Kin. Hm apa dia nyaman tidur dengan pakaian seperti itu? Ck senyamanlah, siapa suruh mabuk" ucapnya lalu menaikkan selimut menutup hingga perut Kiano.

Tangan Tiara ditahan oleh Kiano ketika ia ingin beranjak.

"Sayang?"

"Hm?"

"Can I kiss you?"

"Kin?"

"Just cheek"

Tiara kira Kiano berbeda dengan pemeran laki-laki di film ataupun di novel, dimana mereka akan mesum ketika mabuk. Namun ternyata sama saja.

Satu kecupan mendarat di pipi Tiara.

"Hei, aku belum menjawabnya"

"Hehe terlalu lama" ucap Kiano lalu kembali menutup matanya dan tersenyum.

Tiara membalasnya hanya tersenyum tipis, perlakuan Kiano setidaknya bisa membuatnya sedikit lebih lega atas mimpi buruknya. Awh tidak, Tiara benar-benar telah jatuh cinta dengan lelaki yang terhitung baru beberapa bulan lamanya mereka dekat.

Tiara lalu beranjak menuju sofa. Ia memilih tidur disana ketimbang di kamar orang tuanya. Jaga-jaga saja jika Kiano muntah? Yah itulah di pikiran Tiara sekarang dan diapun tertidur.

BofrendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang