23. Who are They?

18 3 12
                                    

Hai, aku comeback!
Seperti biasa, jangan lupa untuk vote dan komen.
Gak susah lah, ya. Seenggaknya vote doang juga gapapa.
Happy reading❤️

*****

Berbeda dengan para perempuan yang sengaja duduk di depan panggung agar bisa menonton lebih jelas, yang laki-laki dari circle Mawar Kuning ini justru ada di backstage. Kalau Iyan sih sudah tahu ya, dia akan menampilkan performanya. Lain lagi dengan Sakha dan Alva. Kedua orang itu justru sibuk mengawasi anggota osis yang lain, sekalian juga membantu mereka agar terlihat lebih mudah. Sejauh ini sih masih aman-aman saja, alias tidak ada masalah. Semoga saja seperti ini sampai acaranya selesai.

"Sakha!" Panggilan itu terdengar dari sisi kanan Sakha. Pemuda itu menolehkan kepalanya, dan menangkap salah satu anggota yang sedang berlari kearahnya.

Sakha menaikkan alisnya, "kenapa?" Tanya pemuda itu.

"Estha kayaknya gak bisa lanjutin jadi MC deh, Sak," cicit seorang perempuan yang tadi memanggil Sakha.

"Loh kenapa?" Pembawaan Sakha memang tenang, tapi jauh dilubuk hatinya ia merasa khawatir.

"Dia baru aja dikabarin sama keluarganya, kalau Ayahnya kecelakaan," jawab Lea dengan suara yang melemah.

"Terus sekarang dia dimana?" Tanya Sakha. Sekarang justru ia malah khawatir dengan kondisi Estha, bukan kondisi acaranya lagi.

"Dia di deket panggung, lo kesana gih," titah Lea.

Sakha mengangguk, kemudian ia beranjak dari sana menuju ke dekat panggung dengan setengah berlari.

Saat sudah sampai, Sakha bisa melihat raut wajah Estha yang menampilkan kecemasan tapi tak setetes air matapun ada di pipinya.

Disamping Estha ada beberapa orang yang mencoba menenangkan gadis itu. Dan Sakha langsung menghampiri mereka.

"Kak," Estha menggumam dengan bibirnya yang sedikit bergetar. Gadis itu sepertinya takut tak diizinkan untuk pulang.

"Lo kesini sama siapa?" Tanya Sakha kepada Estha.

"Diantar supir," jawab Estha masih dengan suara yang bergetar.

Sakha menatap para anggotanya yang ada disana, dia belum berkata akan mengizinkan pulang atau tidak.

Estha sendiri sudah harap-harap cemas. Semoga saja ketuanya itu bisa memberikannya izin.

"Lo boleh pergi jenguk Ayah lo, tapi diantar Haikal," ucap Sakha membuat Estha mengangguk dengan cepat, dalam hati ia tersenyum karena akhirnya ia dibolehkan pulang.

Haikal sendiri mendengar namanya disebut langsung mendongakkan kepala dan menatap Sakha dengan pandangan yang seolah bertanya 'serius, gue yang anterin dia?'. Dan Sakha yang melihat Haikal menatapnya langsung menggerakkan kepalanya sebagai isyarat menyuruh laki-laki itu untuk mengantar Estha.

"Tapi, Kak, nanti gimana sama tugas gue?" Estha juga tidak lupa dengan tugasnya, gadis itu takut acara yang sudah disiapkan ini malah berantakan.

"Itu urusan gue, mending lo buruan pergi," jawab Sakha dan menyuruh Estha untuk segera pergi.

"Sorry, ya, Kak?"

Geminos "Are Betrayed"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang