32. Suspicius.

10 2 4
                                    

Jangan lupa vote nya ya!
Biar makin semangat gitu nulisnya, hehe.
Selamat membaca❤️

Waktu berlalu begitu cepat. Hari ini, tepat dimana hari semua orang kembali ke aktivitas yang sesungguhnya. Yang bekerja akan kembali bekerja, yang sekolah akan kembali kemana seharusnya mereka menimba ilmu.

Setelah kepulangannya dari Sydney, Sheika selalu dilanda rasa khawatir. Khawatir akan sebuah foto yang dikirim oleh sang peneror. Dia takut bahwa foto tersebut akan diteruskan kepada Arix. Dan sepertinya ketakutannya terjadi.

Beberapa hari ini, Arix seolah menghindarinya. Yang biasanya selalu memberi kabar kepada Sheika, entah kenapa kemarin-kemarin senyap. Tak ada pesan masuk sama sekali dari Arix, kecuali kalau Sheika yang mengiriminya pesan terlebih dahulu.

Sheika belum tahu penyebabnya apa, tapi yang ia yakini penyebab dari dinginnya Arix adalah foto-foto tersebut.

Niatnya hari ini Sheika akan meluruskannya dengan Arix, menanyakan apa penyebab pemuda itu seolah menjauhinya. Lalu Sheika akan menjelaskannya secara perlahan, sampai hubungannya dengan Arix membaik.

Oh iya, beberapa hari ini juga Sheika tak mempunyai waktu dengan Sakha. Jadi Sakha tidak tahu kalau Sheika sedang memiliki masalah dengan hubungannya. Pemuda itu akhir-akhir ini sedang sibuk membantu para anggota osis lain untuk mempersiapkan pemilihan ketua osis baru.

Lalu soal Alva yang menyatakan perasaannya kepada Sheika di pesawat saat perjalanan ke Jakarta, seolah hanya angin lalu bagi mereka. Pasalnya tak ada yang berubah dari keduanya, Sheika yang bersikap seolah dia tak tahu dan Alva yang memang tak tahu kalau Sheika juga mendengarnya saat itu. Ya walau tak bisa dipungkiri, Alva sedikit memberi jarak dengan Sheika.

"Lo sama Arix lagi ada masalah ya, Shei?"

Sheika, dan Lala saat ini sedang berada di dalam kelas. Kebetulan jam kedua di kelas mereka sedang kosong, guru yang seharusnya mengisi mata pelajaran hari ini absen tak masuk karena baru melahirkan. Dan yang bertanya kepada Sheika barusan adalah Lala.

Anggukkan pelan Sheika berikan sebagai respon jawabannya.

"Pantesan, Arix kayak menghindar gitu dari lo," jawab Lala sambil melirik ke belakang, tepatnya ke arah Arix yang sedang mengobrol dengan Sam di mejanya.

"Masalah apa sih?"

Sheika mengidikkan bahunya, "gak tahu, Arix tiba-tiba cuek sama gue," jawabnya.

"Maunya sih hari ini gue lurusin sama dia, tapi tiap gue mau ngomong pasti ada aja alesannya," tambah Sheika melas.

"Lo inget-inget deh, kali aja lo berbuat kesalahan sampai bikin dia marah gitu," balas Lala.

Tatapan mata Sheika beradu dengan mata Lala, tapi dia kembali menjatuhkan kepalanya diatas meja. Lala tak mengerti. Bukan, Lala tidak tahu kalau bisa saja peneror itu yang mengirim pesan dan menunjukkan foto-foto dirinya dengan Alva kepada Arix. Sheika ingin memberitahu Lala, tapi Sheika tak mau membuat gadis itu khawatir.

"Malah diem aja. Mending lo ajak kemana kek gitu, bicara berdua baik-baik terus tanya apa kesalahan lo, kalau emang lo yang salah lo minta maaf sama dia. Tapi kalo lo merasa lo gak salah, jelasin baik-baik sampai dia ngerti," tutur Lala. Sheika hanya bisa membalasnya dengan helaan nafas lelah.

"Gih, samperin," titah Lala.

Sheika menggeleng lemah, "gak mau ah, nanti aja," jawabnya.

"Yeu! Lo mau cepet selesai gak sih?"

"Ya mau lah!"

"Yaudah sana samperin!"

"Gak mau!"

"Kenapa gak mau?"

Geminos "Are Betrayed"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang