42. Worried

18 3 0
                                    


Be a smart readers
And don't be silent readers please🙏
Happy reading~

Pintu utama rumah keluarga Pramudya terbuka dengan lebar. Muncul presensi seorang perempuan dari balik pintu.

Perempuan itu berjalan memasukki rumah dengan tas yang masih berada dalam gendongannya. Jelas sekali kalau dia baru saja pulang sekolah. Namun bedanya, kali ini dia datang dengan raut kesal yang begitu kentara.

Sepanjang perjalanan tadi, dia dan saudara kembarnya bertengkar. Sakha terus memojokkannya sampai-sampai membuatnya kesal bukan main.

Sheika tak langsung masuk ke dalam kamar, gadis itu justru menjatuhkan tubuhnya ke sofa di ruang tengah.

Tak lama Sakha muncul, kemudian menghampiri Sheika, dan duduk di sofa yang berhadapan dengan gadis itu.

Sheika menyadari kehadiran Sakha, tapi gadis itu malah memalingkah wajahnya. Tak mau menatap wajah saudara kembarnya.

Pertengkaran kecil mereka di mobil dimana Sakha terus memojokkannya masih teringat jelas di memori gadis itu.

"Shei," panggil Sakha.

"Apa?" Sahut Sheika sewot.

Sakha menghela nafasnya, rasanya belum pernah dia menghadapi Sheika mode marah seperti ini. Karena biasanya kalaupun mereka sedang marahan, mereka hanya akan saling diam. Tidak seperti tadi sampai adu argumen segala.

"Kalau kamu mau mojokkin aku lagi, mending pergi aja sana. Aku nggak mau denger!" Usir Sheika membuat Sakha menatap gadis itu dengan dingin.

"Aku nggak mojokkin kamu!" Balasnya, "Aku cuma nggak mau mereka jadi curiga sama kita," lanjut Sakha.

Sheika mengalihkan pandangannya menjadi menatap Sakha.

"Bukannya bagus kalau mereka curiga terus tahu kalau kita udah tahu rencana mereka?" Kata Sheika dengan nada sinis.

"Buat apa sih, Sak, ditutupin?" Tanya Sheika tak mengerti.

Sheika benar-benar sudah tidak tahan. Memang selama ini tak ada kejadian yang membahayakan mereka. Tapi kalau dibiarkan begitu saja, bisa saja mereka melakukan hal lain yang membahayakan kan?

"Mereka bisa aja ngelakuin hal lebih dari sekedar teror di hape kamu, Shei!"

"Kita nggak pernah tahu Samuel punya banyak orang di belakang nya atau nggak. Bisa aja dia nyuruh orang buat celakain kamu tanpa kita tahu!" Sambung Sakha.

"Tahu ataupun nggak juga sama aja kan, Sak? Mereka bakal tetep lakuin itu sama keluarga kita!" Balas Sheika tak kalah tajam.

"Aku kan udah bilang sama kamu, untuk sementara kita ikuti permainan mereka dulu!" Tutur Sakha.

Sheika menghela nafasnya jengah, gadis itu menatap Sakha tak habis fikir.

"Mau sampai kapan, Sak? Sampai salah satu dari keluarga kita celaka dulu?"

"Dari semalem juga aku nggak setuju sama ide kamu itu. Tapi aku coba tahan karena aku ngehargain kamu!"

"Aku nggak bisa kayak gini, Sak. Mereka tuh harus di lawan! Kalau perlu sekalian aja tadi aku ungkapin kelakuan jahat mereka biar semua orang tahu sejahat apa mereka itu!" Sheika benar-benar tak bisa menahan emosinya.

Geminos "Are Betrayed"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang