31. I Love you from 32.000 ft.

14 2 1
                                    


Halo, jangan lupa vote nya ya.
Selamat membaca!!

Liburan mereka di Sydney telah berakhir. Hari ini mereka akan kembali ke Indonesia, kecuali Zela dan Roland. Mama dan Papanya si kembar itu masih ada urusan di negara ini.

Kemarin, kedelapan anak muda ini memuaskan diri mereka untuk belanja oleh-oleh di Paddy's Market. Disana banyak sekali barang-barang khas Australia dengan harga yang murah. Sepertinya sangat wajib bagi turis untuk pergi kesana, sekedar membeli buah tangan untuk dibawa ke negara masing-masing. Selain itu juga banyak sekali pilihan dari setiap barangnya.

Mereka juga sempat mengunjungi Westfield. Sheika yang meminta kesana, karena beberapa hari sebelumnya ia tak bisa ikut sang Mama untuk belanja disana. Awalnya hanya Sheika dan Sakha saja yang ke tempat itu, tapi ternyata teman-temannya ingin ikut. Mereka hanya beli 1 sampai 3 barang, kecuali Sheika yang sudah ditambahi bekal oleh Papanya. Maklum mereka belanja sedikit, karena isinya barang-barang branded semua, dan uang mereka tidak cukup untuk membeli barang banyak. Walaupun mereka semua terlahir dari keluarga yang berada, tetap saja untuk barang-barang mahal dari brand ternama, mereka cukup menghemat, dan lebih suka dengan barang-barang murah apalagi kalau ada diskonan.

Saat ini mereka sedang berada di pesawat, melakukan perjalanan dari bandara Sydney menuju bandara Soekarno-Hatta. Beberapa dari mereka sudah tertidur dengan pulas.

Sheika duduk dengan Alva, dan Noah, Sakha dengan Ghebby, Lala ikut Mama dan Papanya, dan Abel dengan Iyan. Yang sudah masuk ke alam mimpi hanya, Noah, Abel, Lala, dan Iyan. Sedangkan yang lain masih segar membuka matanya.

"Kak Sakha, liat sini dong!"

Sakha yang sedang menopang dagu sambil menikmati pemandangan di luar jendela, langsung menoleh begitu mendengar seruan kekasihnya.

Ckrek!

"Eh?" Ghebby kaget sendiri ketika mendengar suara kamera ponselnya. Dia kira suaranya mati.

Sakha tersenyum melihat itu, kemudian tangannya terulur mengusak rambut Ghebby.

"Ganteng," gumam Ghebby dengan senyuman manisnya, matanya tak lepas dari ponsel yang menampilkan gambar Sakha.

"Nih, Kak, liat!" Ghebby menunjukkan ponselnya kepada Sakha. Disana terdapat wajah Sakha yang mulutnya tertutupi masker hitam, dengan tahi lalat kecil di hidungnya yang ternyata terlihat jelas di foto itu. Foto hasil jepretan Ghebby barusan.

"Bagus," jawab Sakha.

"Nanti aku kirim ke Kakak ya," Ghebby kembali ke posisinya, memainkan ponselnya dan melepas pandangan dari Sakha.

"Gak usah, simpen aja di galeri lo," tolak Sakha.

"Kenapa? Ini bagus tahu, emang Kak Sakha gak mau simpen?"

"Enggak, foto gue udah banyak," jawab Sakha, membuat Ghebby mendengus pelan.

Dan dengusannya itu, sukses mendapat kekehan dari Sakha. Bahkan tangan Sakha sampai terulur untuk mengusak rambut Ghebby, untuk yang kedua kalinya.

"Kak, nanti berantakan ah," protes Ghebby namun tak dipedulikan oleh Sakha.

Sakha melanjutkan aktifitasnya untuk melihat pemandangan diluar jendela pesawat. Sepertinya hari ini tidak banyak awan di langit, terbukti dari dirinya yang bisa melihat dengan jelas pemandangan dibawah sana.

Geminos "Are Betrayed"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang