34. Start to drift away.

8 2 2
                                    

Haii,
Buat yang baca, please jangan jadi silent readers dong, pencet vote nya ya!!
Aku gak minta kalian buat salto kok, atau berenang sampe ke Korea, cuma vote doang gak susah kan?
Hargai yaaa:)

*****

"Gimana?"

Satu-satunya orang disana selain yang bertanya, menoleh pada gadis cantik yang duduk tak jauh darinya.

Pemuda itu meletakkan gelas yang baru saja ia teguk airnya, "hubungan mereka lagi gak baik-baik aja, dan kayaknya itu cuma drama yang dibuat sama dia," jawabnya, tahu kemana arah pembicaraan si gadis.

Raut khawatir jelas tercetak di wajah gadis itu, "kamu kenapa nggak tahan dia aja si?" Tanyanya gadis heran.

"Aku nggak mau ikut campur sama masalah mereka," jawab si pemuda.

Awalnya dia memang tak peduli dengan masalah seseorang yang sedang dia bicarakan, terlebih karena memang kepribadiannya yang begitu cuek dengan keadaan sekitar. Tapi ketika mengetahui bahwa orang yang bersangkutan ini adalah orang yang punya hubungan baik dengan saudaranya, entah kenapa dia malah sedikit peduli mungkin?

"Kalau kamu nggak mau ikut campur, kenapa kamu malah ceritain ini sama aku?"

"After all, you know that if it's not good, why don't you just endure it from the start, huh?"

Si pemuda menghela nafasnya, "udah aku bilang, aku nggak mau ikut campur urusan mereka," jawabnya kekeh.

"Lagian, menurutku wajar aja dia mau balas dendam sama temen kamu. Biar adil kan?"

"Sergio!" Teriak si gadis.

"Apa?!" Balas si pemuda.

"Sumpah aku gak ngerti sama jalan pikiran kamu!"

"Dimana hal wajarnya, aku tanya? Kamu cuma denger cerita dari temen kamu itu, kamu belum denger cerita dari sudut pandang yang lainnya. Kamu nggak seharusnya kayak gini!" Lanjutnya.

Lagi-lagi si pemuda menghela nafasnya, kali ini terlihat pasrah, "yaudah kamu mau aku kayak gimana?" Tanyanya.

"Kalau kamu gak bisa nahan temen kamu, fine, it's okay. Tapi aku minta sama kamu, tolong jagain sahabat aku, pantau terus mereka, dan jangan sampe temen kamu itu berbuat hal aneh sama dia. Aku mohon sama kamu, Sergio," pintanya.

"Oke, aku bakal berusaha buat lakuin semua itu. Udah ya? Aku mau berangkat, makasih sarapannya," pemuda itu menyambar jaket serta ranselnya yang sebelumnya dia letakkan di kursi sebelah. Setelah itu, dia keluar meninggalkan meja makan tersebut, serta si gadis yang menatap kosong meja di depannya.

Dan lamunan gadis itu buyar ketika si pemuda berteriak di ambang pintu masuk.

"Ada Rey di depan tuh, nungguin kamu!"

*****

Mobil yang Sakha kendarai sudah memasuki area sekolah.

Hari ini pemuda itu berangkat bersama kekasih juga kembarannya. Noah? Adik laki-laki Sakha itu berangkat lebih dulu bersama Mahesa.

Geminos "Are Betrayed"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang