24. Penyesalan 🚫

1.4K 118 0
                                    

Warning 🚫
Ada beberapa bagian kekerasan bagi yang gak sanggup harap di skip aja bagian ini.

Happy Reading


DNS

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Dosa lo udah banyak dan gue yang bakal ngehukum lo sebelum lo mati"

"Brengsek mati aja lo" soya makin memberontak membuat jeongwoo tertawa mengerikan.

"Kim soya jangan bodoh, lo yang bakal mati duluan"

Jeongwoo mendekat membawa balok kayu besar dan mengarah pada soya. Wanita itu ketakutan kemudian makin memberontak sampai tangannya terluka.

"Mau apa lo, jangan mendekat" soya makin menggengam rantai itu kuat ketika hantaman balok mengenai perutnya.

"Lo tau paman yang lo sayangi itu ternyata biadap"

"Jangan bohong" soya berteriak keras.

"Lo mau bukti" jeongwoo menghatam kayu itu dengan keras ke perut soya.

"Uhukk" darah ?, mulut soya mengeluarkan darah segar karna beberapa kali dihantam oleh jeongwoo.

Jeongwoo berhenti kemudian membuang balok kayu itu asal.

"Gue gak bakal hukk.. percaya sama lo uhuk... bangsat" soya berkata susah payah sambil terbatuk - batu membuat jeongwoo menatapnya datar.

"Liat" jeongwoo mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan pada soya.

Video sepasang pria dan wanita yang sedang bersetubuh membuat soya membelalak tidak percaya.

Itu kakaknya ?

Kim Nara, soya tidak percaya kakak dan pamanya berselingkuh dan lebih parahnya lagi pama park selingkuh dengan anak sahabat baiknya.

"Paman yang lo agung - agungkan ternyata tidak sesuai ekspetasi heh"

Ponsel jeongwoo jauhkan dari wajah soya yang masih terkejut.

"Gak itu cuma editan, gue gak percaya" tolak soya keras dan jeongwoo hanya mengangkat bahu tidak peduli.

"Ya sudah, lo mau ketemu paman tercinta dan gue dengan senang hati bakalan temuin kalian berdua kalau lo mau"

Soya tanpa berpikir panjang mengangguk mantap, soya ingin membuktikan lebih pasti dari paman park.

Dan ini kesempatan ketika jeongwoo melepaskanya, soya bakalan kabur dan membantu paman dan park jeongwoo bakalan masuk penjara.

"Gue tau pikiran lo cantik" jeongwoo menjilati lidahnya membuat soya mentapnya nyalang.

"Lo gak bakal bisa kabur soya"

"Park jeongwoo sialan"

"Stt lidah lo masih tajem ya mau gue sayat aja sekalian"

Soya menggeleng kuat kemudian menutup bibirnya rapat - rapat.

"Gak mau ya"

Jeongwoo mengangguk - angguk mengerti.

Tangan jeongwoo sudah memegang pisau kater kecil kesayanganya.

Kemudian makin mepet pada tubuh soya.

"Ya sudah telinga aja kalau gitu"

"Akhhhh sakit"

Telinga soya di potong jeongwoo dengan lambat membuat penyiksaanya makin menyakitkan.

PSYCHOPATH : Park Jeongwoo [Treasure] [END ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang