El keluar dari ruangan Al begitu saja, Aqeeva yang melihat El pun tidak tega lalu mengikuti keluar. Saat di luar, teman-teman mereka sudah tidak ada disana.
El duduk di bangku rumah sakit dengan wajah ditekuk, diikuti Aqeeva yang duduk di sampingnya.
"Ngapain lo disini? Kesana aja, temanin Al"usir El.
"Yang butuh teman itu lo, bukan Al"balas Aqeeva membuat El menoleh.
"Apa peduli lo sama gue? Bukannya lo pacar Al?"tanya El.
"Oh lo udah tau. Lo itu teman gue, kalau lo sedih yaa gue harus support lo dong"jawab Aqeeva.
"Gue itu jahat Qeev yang baik itu Al"ujar El.
"Bagi gue enggak. Lo itu nggak kalah baik sama Al, lo itu cuma nakal dan nggak semua orang nakal itu adalah orang jahat"ucap Aqeeva.
"Jangan gitu dong El, masa begitu doang lu jadi patah semangat sih. Orang tua lo cuma khawatir sama Al dan dengan nggak sengaja mereka nyakitin lo"ucap Aqeeva.
"Masa leader dari semua anak nakal jadi lemah gini sih, padahal tiap hari dimarahin sama guru"lanjutnya.
"Udah, ayo makan"ajak Aqeeva lalu menarik tangan El. El hanya menuruti perintah Aqeeva.
Mereka berdua pergi ke kantin rumah sakit lalu memakan pop mie disana. El memakannya dengan sangat lahap, sudah dipastikan cowok itu sangat lapar.
"Eh bentar-bentar"ucap Aqeeva membuat El menghentikan aktivitasnya. Aqeeva mengambil tisu lalu mengelap bagian mulut El yang belepotan.
"Makan mie aja kayak anak kecil lo"ejek Aqeeva.
"Makasih"ucap El lalu melanjutkan makannya. El mleirik sekitar dan melihat seorang anak perempuan yang sedang mengumpulkan sampah. El memanggil anak itu untuk masuk ke perkarangan rumah sakit. Lalu memesankannya satu cup pop mie.
"Adek pasti belum makan kan?"tanya El.
"Belum bang"jawab anak itu.
"Yaudah, tunggu disini ya"ucap El dan diangguki oleh anak itu.
Setelah mie itu datang, anak itu langsung memakannya dengan lahap, sepertinya dia sangat kelaparan. Anak itu memakan pop mienya sampai habis tak tersisa.
"Adek sekolah?"tanya El.
"Enggak bang, ibu aku sakit di rumah. Jadi aku harus kerja untuk biaya pengobatan ibu"jawab anak itu. El mengeluarkan sepuluh lembar uang seratus ribu lalu memberikannya pada anak kecil tersebut.
"Semoga uang ini bisa ya bantu kamu dan ibu kamu"ucap El.
"Makasih banyak bang, abang baik banget. Udah ganteng, baik lagi, idaman kaum Hawa"ucap anak itu.
"Bisa aja lu, belum tau aja sifat aslinya"timpal Aqeeva.
"Abang sama kakaknya pacaran ya?"tanya anak itu saat melihat Aqeeva.
"Sembarangan aja lo"jawab Aqeeva kesal.
"Abang itu temenan sama dia, nah dia ini pacarnya kembaran abang"jelas El.
"Padahal kalian cocok, serius. Aku pergi dulu ya bang, kak"pamit anak itu lalu pergi meninggalkan mereka.
"Cil cil, tau ape lu soal pacaran"ucap Aqeeva melihat kepergian anak itu.
"Wajah spek bidadari, kelakuan kayak ibu tiri"ejek El.
"Siapa yang kayak ibu tiri hah?"tanya Aqeeva.
"Siapa juga yang kayak bidadari?"tanya El balik.
"Serah lo El, cewek selalu salah"ucap Aqeeva mengalah.
"Lah emang lo cewek?"tanya El membuat Aqeeva menatapnya tajam.
"Eh enggak deh"ucap El sambil cengengesan.
"Kok lo mudah banget sih ngasih uang segitu banyak ke bocil tadi?"tanya Aqeeva.
"Kan dia butuh"jawab El.
"Kalau dia bohong?"tanya Aqeeva lalu El tersenyum.
"Apapun yang kita berikan ke orang, itu nggak akan pernah merugikan kita. Mau dia baik atau jahat, bohong atau jujur, semuanya tergantung keikhlasan kita. Kalau kita ikhlas berbagi sama dia, yaa seburuk apapun dia, kita nggak akan rugi"jawab El.
"Harta yang kita miliki ini, ada hak orang lain di dalamnya. Jadi kita harus berbagi ke orang yang membutuhkan"lanjutnya.
"Semua orang itu nggak bisa dinilai dari covernya"-batin Aqeeva.
"Disini lo ternyata"ucap Aksa yang datang bersama yang lainnya.
"Lo pada kemana aja? Tadi waktu kita keluar udah nggak ada"tanya Aqeeva.
"Kita ke wc tadi, buang air massal"jawab Shakila.
""BUK, POP MIE NYA LIMA"teriak Aksa pada ibu kantin rumah sakit.
"Siap den"balas ibu itu.
"Nggak usah teriak, pengang telinga gue"ucap El kesal.
"Gimana keadaan Al?"tanya Syahna.
"Yaa begitulah, masih koma"jawab El.
"Trus siapa yang nemenin dia?"tanya Keano.
"Ya bonyoklah"jawab El.
"Nggak rame ya kalau nggak ada Al"ucap Syahna.
"Sama aja sih, lagian kalau ada dia, dia nggak akan bicara tuh"jawab Shakila.
"Iya sih"ucap Syahna.
Tak lama kemudian, pesanan mereka datang lalu mereka memakan mie mereka masing-masing. Setelah selesai, mereka berlima pun pamit untuk pulang.
"Lo nggak ikut pulang?"tanya Shakila pada Aqeeva.
"Gue disini aja dulu, mau nemenin Al"jawab Aqeeva.
"Oke, lo jagain Aqeeva ya El"ucap Shakila pada El.
"Aman itu La"balas El.
"BUK, MIENYA EL YANG BAYAR BUK, MAKASIH"teriak Aksa lalu mereka berlima lari menuju parkiran.
"WAH ANJING, YANG MAKAN SIAPA YANG BAYAR SIAPA. NGGAK ADA ADAB LO, MANA KABUR LAGI"teriak El.
"Udahlah bayarin aja, nggak nyampe seratus ribu kok"ucap Aqeeva.
El menghembuskan nafasnya kasar lalu bergerak membayar makanannya dan teman-temannya. Setelah selesai membayar, mereka berdua pun pergi menuju ruang rawat Al yang disana masih ada Kiara dan Austin.
"Kemana saja kamu El? Bukannya jagain Al malah keluyuran"tanya Kiara.
"El tadi makan ma"jawab El.
"Kembaran kamu sedang kayak begini dan kamu masih mikirin makan? Jahat kamu El"omel Kiara.
"Emang kalau kamu makan bisa bangunin Al? Enggak kan?"timpal Austin.
"Maaf om, tante. Tadi Aqeeva yang ajakin El makan, bukan kemauan El"ucap Aqeeva sopan.
"Udah Aqeeva, kamu jangan dekat-dekat sama anak nggak berguna kayak dia, dia cuma bisa repotin keluarga. Nggak kayak Al"ucap Kiara.
"El itu berguna kok tante, dia nggak kalah baik sama Al"balas Aqeeva.
"Kalau dia baik, kenapa dia malah makan saat kembarannya koma?"tanya Austin.
"Trus dia harus apa? Bunuh diri gitu? Stres nih tua bangka"-batin Aqeeva greget.
"Iya iya, El yang salah. El yang jahat, El nggak berguna"ucap El lelah dengan perdebatan mereka.
"Bagus kalau kamu sadar"sindir Austin.
"Nyesal mama lahirin kamu"ucap Kiara.
"Tante, jangan bilang kayak begitu"ucap Aqeeva.
"Keluar kamu El"ucap Austin. El bergerak keluar dari ruangan Al dan Aqeeva mengikutinya, namun El berbisik sesuatu pada Aqeeva.
"Lo disini aja, temanin Al. Dia butuh lo"bisik El lalu keluar sendiri.
Bersambung.......
Jangan lupa koment dan votenya guys💖
KAMU SEDANG MEMBACA
AQEEVA
Teen FictionIni tentang anak perempuan yang hidup, tapi dimatikan berkali-kali. Keluarganya lengkap namun, komunikasi dan keharmonisannya tidak baik, bentakan, kata kata yang tajam dan menusuk, serta umpatan dan terus dibanding-bandingkan. Kata-kata yang sakit...