"KAK DEEVA, AQEEVA YANG CANTIK, IMUT, BAIK HATI DAN TIDAK SOMBONG INI PULANG"teriak Aqeeva.
"Berisik dek"ucap Adeeva yang duduk di ruang tamu.
"Biarin aja kali, kapan lagi gue bisa teriak di sini"ucap Aqeeva.
"Iyain, semerdeka lo"ucap Adeeva lalu pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan cemilan. Sedangkan Aqeeva pergi ke kamarnya untuk membersihkan badan.
Selesai membersihkan badannya, Aqeeva langsung turun mencari keberadaan Adeeva. Ternyata Adeeva sedang duduk menonton TV sambil melahap cemilan. Tanpa basa basi lagi, Aqeeva menemui kakaknya itu.
"Kak"panggil Aqeeva.
"Apaan?"jawab Adeeva yang masih berfokus pada kartun di TV.
"Besok kan hari pertama gue sekul"ucap Aqeeva.
"Ya trus?"tanya Adeeva.
"Lu kan juga sekolah di sana"ucap Aqeeva.
"Trus?"ujar Adeeva.
"Lu jangan bilang kalau gue adek lo"ucap Aqeeva membuat Adeeva yang berfokus pada TV menatap Aqeeva dalam dalam.
"Kenapa?"tanya Adeeva.
"Ya, gue cuma gak mau masalah ini dipertanyakan umum, kak"ucap Aqeeva.
"Masalah apa?"tanya Adeeva bingung.
"Pasti nanti ada yang bertanya, kalau gue adek kandung lu kenapa gue gak memakai marga Alberth di belakang nama gue, gue harus jawab apa coba, masa iya gue harus ceritain aib keluarga"ucap Aqeeva.
"Ya juga sih"ucap Adeeva.
"Jadi gimana?"tanya Aqeeva.
"Eh tunggu, gimana sama sahabat sahabat lo dan si Dylan, kan mereka tau semuanya?"tanya Adeeva.
"Gue udah bilang kok sama mereka, masalah bang Dylan itu urusan Shakila"jawab Aqeeva.
"Ya deh, terserah lo, gue ngikut aja"putus Adeeva.
"Naahh gitu dong jadi kakak, ngikut aja apa yang dibilang adeknya"ucap Aqeeva.
"Kebalik goblok"ucap Adeeva.
"Oh kebalik yaa, oke replay"ucap Aqeeva.
"Ngikut aja apa yang dibilang adeknya, nah gitu dong jadi kakak"ujar Aqeeva membalikkan kata sebelumnya.
"Eh kak, kata katanya jadi aneh njir"ucap Aqeeva.
"Bukan kata katanya yang aneh, elu tuh yang aneh"ucap Adeeva.
"Aneh tapi nyata"ucap Aqeeva membuat mereka berdua tertawa.
Gue senang bisa lihat lo tertawa lepas kayak gini lagi dek -batin Adeeva di sela tawanya.
Gue bahagia bisa punya kakak kayak lo, di saat semua keluarga menyalahkan gue, lo orang satu satunya yang mempercayai gue -batin Aqeeva.
"Lo udah siapin buat sekul besok?"tanya Adeeva memberhentikan tawanya.
"Belum dong"jawab Aqeeva.
"Oh"ucap Adeeva.
"Oh doang nih?"ucap Aqeeva.
"Ya trus apalagi?"tanya Adeeva.
"Nggak niat bantuin gue gitu"ujar Aqeeva.
"Heh?! Maemunah, lo itu udah SMA masa mau diperlakukan kayak anak TK sih"ucap Adeeva.
"Gue mau lo bantuin gue, bukan perlakukan gue kayak anak TK"ucap Aqeeva.
"Bantuin lo siapin barang barang sekolah lo itu, sama aja kayak memperlakukan lo seperti anak TK, anak SMP aja bisa persiapin barang sendiri"ucap Adeeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQEEVA
Teen FictionIni tentang anak perempuan yang hidup, tapi dimatikan berkali-kali. Keluarganya lengkap namun, komunikasi dan keharmonisannya tidak baik, bentakan, kata kata yang tajam dan menusuk, serta umpatan dan terus dibanding-bandingkan. Kata-kata yang sakit...