AQEEVA | 8

241 36 1
                                    

Aqeeva baru saja sampai di rumahnya, tapi dia tidak melihat motor Adeeva terparkir di depan rumah, sudah dipastikan bahwa Adeeva belum pulang, terpaksa Aqeeva memasuki mansion itu sendiri.

"Eh pembunuh udah pulang rupanya"ucap Fanya, mama Aqeeva. Namun Aqeeva tidak menggubrisnya.

"Selain pembunuh ternyata dia tuli juga ya"ucap Faisal, ayah Aqeeva.

"Tuli dan bisu"timpal Fanya.

"Ma, pa, kalian apaan sih"ucap Adeeva yang baru saja pulang.

"Eh Adeeva mama kangen banget sama kamu"ucap Fanya lalu memeluk Adeeva, namun Adeeva melepaskan pelukan itu.

"Kalian kenapa sih selalu gitu sama Qeeva, kan dia anak kalian juga"ucap Adeeva.

"Anak kami bukan pembunuh"ucap Faisal.

"Anak kami itu cuma kamu, Adeeva"ujar Fanya.

Tes....

Butiran bening dari mata Aqeeva mulai membasahi pipinya, dia tidak bisa lagi menahan airmatanya.

"Aqeeva bukan pembunuh"ucap Adeeva.

"Dia pembunuh"ucap Fanya.

"Dek, sekarang kamu ke kamar ya"ucap Adeeva sambil memegang kedua pundak Aqeeva, Aqeeva hanya bisa mengangguk lalu pergi ke kamarnya.

"Masih aja belain dia"ucap Fanya.

"Emang mama sama papa punya bukti kalau Aqeeva yang melakukan itu?"tanya Adeeva.

"Kami lihat dengan mata kepala sendiri"jawab Faisal.

"Apa yang dilihat belum tentu itu yang terjadi"ujar Adeeva lalu berlari ke kamarnya.

"Ahh anak itu, selalu belain adiknya, entah sihir apa yang diberikan pembunuh itu padanya"ucap Fanya.

"Tenang aja, Adeeva itu masih remaja, dia masih labil, jadi dia belum tau betul siapa yang baik dan siapa yang munafik. Nanti juga semakin dia dewasa, dia akan semakin tau kok"ucap Faisal.

Di sisi lain, Aqeeva sedang menangis di kamarnya, dia dituduh, dia disisihkan, dia dicampakkan hanys untuk kesalahan yang tidak dia lakukan sama sekali.

"Kenapa sih harus jadi kayak gini"ucap Aqeeva.

"Kenapa hidup gue harus kayak gini"ujar Aqeeva.

"Semua orang nggak ada yang peduli sama gue"ucap Aqeeva sambil menangis tersedu sedu.

Tiba tiba ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk, ternyata itu dari Shakila

Halo Qeev

Iya La? 

Eh lu nangis? Kenapa?

Gue nggak papa kok

Yakin?

Iya yakin, ada apa lu nelfon?

Oh ya, tadi bang Dylan bilang, lu nyanyi untuk acara sekolah besok

Hah? Bukannya itu tugas Zifara?

Iya, awalnya sih gitu. Tapi bang Dylan bilang, Zifara masuk rumah sakit. Mau nggak mau harus digantiin

Kan banyak anak lain La, kenapa harus gue?

Karna bang Dylan tau, lo itu anak multitalenta, dia tau lu bisa nyanyi dan suara lu bagus

Yaudah deh terserah

Oke, nanti Al jemput lo ke rumah lo

Hah? Al? Alfathan? Kok dia?

AQEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang