"AQEEVAAAAAAAAA LU DIMANA SIH? CEPETAN NGGAK MANDINYA"teriak Shakila dari bawah membuat Dylan yang ada di sebelahnya menutup telinga.
"Bisa nggak usah teriak gak?"ujar Dylan kesal.
"Diem lu, anak kecil nggak boleh ikut campur urusan orang dewasa"ucap Shakila.
"Eh gue abang lu ya"ucap Dylan.
"Yaudah, ini urusan anak kecil, orang dewasa nggak boleh ikut campur"ucap Shakila.
"Apa sih ilaa, masih pagi udah teriak teriak"ucap Aqeeva yang datang dari arah dapur.
"Heh? Sejak kapan lo di bawah?"tanya Shakila.
"Sebelum lo ke bawah, gue udah turun duluan bambank"ucap Aqeeva.
"Oh yaudah, ayo sarapan"ajak Shakila lalu mereka bertiga sarapan dengan tenang. Setelah sarapan, mereka bertiga berangkat ke sekolah, Dylan membawa motornya sendiri sedangkan Aqeeva dan Shakila juga membawa motor dengan Shakila yang memboncengi Aqeeva.
Saat datang di sekolah, Aqeeva dan Shakila langsung memasuki kelasnya. Saat datang di kelas, secara tiba tiba Wildan menyambut mereka berdua, eitss lebih tepatnya Aqeeva.
"Selamat pagi neng neng geulis, selamat datang di kelas yang penuh dengan siksaan dari para penghuni bobrok"ucap Wildan.
"Tumben lu nyambut kita, pasti ada apa apanya kan"selidik Shakila.
"Idih, geer aja lu, gue nyambut Aqeeva, siapa juga yang nyambut lu"ucap Wildan.
"Gue juga nggak berharap disambut sama manusia sawah kayak lu"ucap Shakila.
"Lah lu kembarannya kekeyi"ucap Wildan.
"Truss lu mau apain gue? Trus lu mau apain Kekeyi?"ucap Shakila.
"Gue mau hujat lo sama kayak gue hujat Kekeyi"ucap Wildan.
"Cik heleh, Kekeyi yang makan bakso lo hujat, Isabella Guzman yang bunuh ibu sendiri lo idolakan"ucap Shakila.
"Ini Indonesia sist dan Indonesia keras sist, sejahat jahat apapun lo kalau lo cantik tetap disukai, dan sebaik baik apapun lo kalau lo burik tetap dihujat"ucap Wildan.
"Aneh lu ngatain negara sendiri. Eh lupa, lu kan bukan orang Indonesia"ucap Shakila.
"Atas dasar apa lu ngatain gue bukan orang Indo hah?"ujar Wildan.
"Ya kan lu orang negara Rahma"ucap Shakila.
"Hah? Dimana tuh? Gue baru dengar"ucap Wildan.
"Iya Rahma, Rahmatullah, aamiin, semoga secepatnya lu pulang kampung ya, aamiin, aamiin, aamiin, aamiin yang paling serius ini"ucap Shakila.
"Shakila lo"ucap Wildan mulai geram.
"Udah udah, kenapa jadi bertengkar di depan kelas sih, Wildan katakan lo mau apa"ucap Aqeeva.
"Pinjam buku PR lu dong, gue belum buat nih"ucap Wildan.
"Gue kira apaan"ucap Aqeeva lalu mengeluarkan bukunya dari tas dan meminjamkannya pada Wildan.
"Makasih Qeeva, lu baik deh gak kayak dia tuh, si nenek lampir"ucap Wildan.
"Heh?!"ucap Shakila.
"Apa lu"ucap Wildan.
"Udah udah, Wildan mending lo buat PR lo, Shakila mending kita masuk truss duduk"ucap Aqeeva lalu menarik Shakila ke dalam kelas.
"Awas aja lu ya"ucap Shakila.
Aqeeva dan Shakila duduk di kursi mereka, tapi Jihan dan Syahna belum juga datang.
"Eh Jihan sama Syhna mana?"tanya Aqeeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQEEVA
Fiksi RemajaIni tentang anak perempuan yang hidup, tapi dimatikan berkali-kali. Keluarganya lengkap namun, komunikasi dan keharmonisannya tidak baik, bentakan, kata kata yang tajam dan menusuk, serta umpatan dan terus dibanding-bandingkan. Kata-kata yang sakit...