kisah yang kelam|1

11.6K 472 45
                                    

Jangan lupa vote komen + follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote komen + follow

Jangan lupa tinggalkan jejak, vote komen karena itu sangat berarti buat aku.

Aku mencintaimu tanpa henti, namun kamu menyakitiku tanpa belas kasihan sedikitpun.
Latasya Aurora Eva.

*****


Perempuan itu tengah sibuk mengerjakan tugas di waktu istirahat seperti ini, saat yang lain sibuk ke kantin bercanda gurau dengan teman. Namun, tidak dengan Aurora. Ia harus mengerjakan tugas milik kekasihnya.

Daniel Mahendra, lelaki yang sudah dua tahun ini menyandang status sebagai kekasihnya itu.

Daniel tak pernah memperlakukan Aurora layaknya seorang kekasih. Ia selalu memanfaatkan perempuan itu untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Aurora terus berusaha, meski hatinya terluka, demi cinta yang tak pernah sepenuhnya ia dapatkan.

Aurora sudah dua tahun menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Awalnya, Daniel begitu baik dan romantis, membuat Aurora jatuh cinta dengan sepenuh hati. Namun, kebahagiaan itu hanya bertahan hampir satu tahun. Saat cinta Aurora semakin dalam, Daniel mulai berubah. Ia menjadi kasar, sering main tangan meski hanya karena masalah sepele. Aurora bertahan, menahan perih di hatinya, berharap sosok Daniel yang dulu penuh cinta akan kembali.

"Woi Ra, kantin yuk. Jangan tugas mulu, nggak cape tuh otak?" Teriak Meisya. Suara melengking sahabatnya mengagetkan Aurora.

"Kamu duluan aja, aku masih ngerjain ini, bentar lagi selesai, tanggung," tolak Aurora. Ia terus menunduk, tak ingin Meisya melihat air mata yang mulai menggenang di sudut matanya. Aurora terjebak dalam kesedihan, fokus pada tugas yang tak pernah benar-benar ingin ia kerjakan, berharap seseorang akan menyadari beban hatinya.

"Ngerjain apa sih? Perasaan kita nggak ada tugas." Meisya mengambil buku modul yang tengah dikerjakan Aurora, membuat perempuan itu memekik meminta dikembalikan. Ternyata benar, tugas yang sahabatnya kerjakan memang bukan miliknya, tetapi milik kekasihnya.

"Meisya, sini! Aku belum selesai!" Aurora berusaha mengambil buku itu kembali, tetapi Meisya menepisnya.

"Ra, lo ngapain sih ngerjain tugas Daniel? Dia punya otak kan? Bisa mikir sendiri, kenapa harus lo yang ngerjain!" Geram Meisya.

"Udah, sini bukunya!" jawab Aurora. Ia tak menghiraukan ucapan sahabatnya itu.

"Nggak! Gue nggak akan balikin buku ini. Gue bakal balikin buku ini ke Daniel. Pacar lo tuh sekali-sekali emang kudu dikasih pelajaran biar nggak ngelunjak!"

"Ra, dengerin gue, lo tuh pacarnya, bukan babunya. Nggak seharusnya dia kayak gini ke lo," ujar Meisya penuh emosi.

"Udah, Mey, nggak usah diperpanjang," jawab Aurora. Dia tak mau membuat Daniel marah padanya, apalagi sampai menyakiti Meisya. Dia tahu persis seperti apa Daniel itu. Aurora menunduk, menahan air mata, merasakan beban yang semakin berat di hatinya.

Kisah Yang Kelam[ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang