Jangan lupa vote+ komen
Ramehin yu, kalo bab ini remeh besok aku up lagiGadis itu berjalan menuju supermarket terdekat. di waktu sore seperti ini memang cuaca yang pas itu pepergian.
"Aurora." gumaw Daniel. laki-laki itu menepikan motornya, kemudian menghampiri Aurora.
membuat gadis itu membulatkan matanya terkejut melihat Daniel tiba-tiba ada di depannya. Aurora hendak pergi namun tangannya di cekal Daniel lebih dulu membuat gadis itu berbalik ke arah Daniel.
"lepasin! nggak usah ganggu aku lagi, sekarang kita masing-masing aja!"
"nggak Ra, gue mohon jangan ngehindarin gue lagi. gue nggak bisa tanpa Lo. Mau sampe lo lari dari masalah. kita selesaikan semuanya baik-baik ya," kata Daniel menatap sendu perempuan di depannya itu.
Ia tak bisa hidup tanpa kehadiran Aurora disisinya. Sudah seminggu ini Aurora menghindarinya, Aurora memblokir semua sosmednya. bahkan di sekolah pun Aurora langsung menghindar jika bertemu dengannya.
membuat laki-laki itu prustasi, Daniel selalu melampiaskannya pada alkohol. menurutnya itu bisa membuatnya tenang walau hanya sesaat.
"Aku cape Dan, hubungan kita udah nggak sehat. Harusnya dari awal hubungan ini nggak pernah ada." jawab Aurora.
gadis itu memejamkan matanya sesaat, dia memang munafik. ia berkata bahwa ingin Daniel tidak mengganggunya lagi, dan hubungan mereka selesai. namun jauh di lubuk hatinya ia ingin Daniel selalu bersamanya. tiga tahun bukan lah waktu yang singkat, tidak akan semudah itu untuk melupakan laki-laki yang telah mengisi hari-harinya. tetapi kejadian itu masih terekam jelas di benaknya, membuat Aurora sulit memaafkan kesalahan Daniel kali ini.
"Ra, gue punya alesan. gue bisa jelasin, gue mohon jangan tinggalin gue."
"jelasin apa yang mau kamu jelasin!"
laki-laki itu hanya bergeming. ia bingung harus bagaimana menjelaskan semuanya pada Aurora. tidak mungkin ia menjelaskan pada Aurora, bahwa ia menjadikan Ratna sebagai kekasihnya itu agar Ratna tidak membocorkan rahasianya pada Aurora.
"gu-gue em..." ucap laki-laki itu terbata-bata.
"nggak bisa jelasin kan! sekarang udah jelas kamu hianatin aku, kamu selingkuh sama Ratna. kamu jadiin Ratna pacar jadiin Ratna pacar kamu tepat di hari aniverseri kita yang ke tiga tahun. kenapa harus di hari aniverseri kita Dan, kenapa? kamu jahat Dan, aku benci sama kamu!"
gadis itu terisak. sembari memukul dada bidang Daniel. dadanya begitu sesak mengingat kejadian itu. Aurora menarik nafas kemudian menghembuskannya perlahan.
Daniel menarik tubuh mungil Aurora, membawanya kedalam dekapannya. mengusap air mata yang mengalir dari sudut mata gadis itu dengan ibu jarinya. kemudian kedua tangannya menangkan pipi gadis itu.
"gue terpaksa Ra, jangan tinggalin gue, gue hancur Ra, nggak ada Lo disisi gue. kita mulai semuanya dari awal ya?" ucap Daniel dengan lembut.
Aurora menggeleng dengan air mata yang terus mengalir deras dari kedua bola mata indahnya.
"Aku nggak bisa Dan, aku cape aku ninggalin kamu bukan karena aku udah nggak sayang sama kamu, tapi karena aku cape sama sikap kamu, apalagi kamu selingkuhin aku hal itu yang nggak bisa aku maaffin." lirih Aurora.
Gadis itu memukul-mukul dada bidang Daniel melampiaskan rasa sesak di dadanya.
"Ra—"
Ucapan Daniel terpotong karena Aurora menempelkan telunjuknya bibir laki-laki itu.
"Sekarang yang pacar kamu itu Ratna bukan aku, kamu jaga dia ya, jangan sakitin dia jangan kasar sama dia. Aku bahagia liat kamu bahagia sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir." setelah mengatakan itu Aurora pergi meninggalkan Daniel yang terdiam di tempat.
Gimana gue mau bahagia Ra, sedangkan Lo aja nggak ada di sisi gue. siapa yang bakal ngertiin gue selain Lo?
****
Gadis itu kini berada di Rumah Meisya. tadi ia menemukan Aurora di jalan dekat rumah Aurora.
ia melihat Aurora dengan mata sembab dan sedang menahan tangis, ia membawa Aurora kerumahnya untuk menenangkan sahabatnya itu. Aurora terlihat seperti sedang ada masalah entah keluarga atau dengan kekasihnya itu Meisya tidak tahu.
Meisya membawakannya segelas coklat hangat untuk menenangkan sahabatnya itu.
"Di minum Ra, Lo tenangin dulu diri lo setelah itu Lo cerita ke gue, Lo kenapa."
Aurora mengangguk ia meminum coklat hangat itu.
"gimana udah tenang? udah siap cerita?" tanya Meisya. Menatap lekat manik hazel sahabatnya itu.
Aurora mengangguk ia menceritakan semuanya pada Meisya. dari ia melihat Daniel selingkuh dengan Ratna hingga Daniel memintanya kembali pada laki-laki itu.
"wah bener-bener ya! di Kudaniel harus di kasih pelajaran! mana selingkuhnya sama cabe-cabean kaya Ratna. Lo jangan mau Ra kalo Daniel minta balik lagi!" emosi Meisya.
sahabatnya itu memang dari awal tidak suka pada hubungannya dengan Daniel, tetapi Aurora tidak memperdulikannya cintanya pada Daniel membuatnya menutup atas perlakuan Daniel padanya.
"Udah Mey, kamu nggak usah ribut sama Daniel ataupun Ratna. aku nggak mau kamu dapet masalah,"
Meisya menghela nafas berat. Sahabatnya itu selalu mecegahnya untuk memberi pelajaran pada orang-orang yang telah menyakitinya. Padahal sekali-kali kita harus melawan agar orang lain tidak seenaknya menginjak-injak harga dirinya.
"Oke, gue nggak bakal kasih pelajaran ke mereka berdua tapi janji sama gue kalo ada apa-apa ngomong ke gue ya?" Aurora mengangguk.
"gue punya satu pertanyaan dan Lo harus jujur sama gue!"
Aurora menaikan sebelah alisnya seolah menjawab pertanyaan apa?
"Lo sering mimisan, Lo juga sering pingsan sebenarnya sakit apa Ra ? jujur sama gue!" tanya Meisya begitu intens
"Aku juga nggak tau Mey, aku sakit apa, tapi paling aku cuma kecapean doang."
Halo gimana kabar kalian?
Jangan lupa follow akun ini biar dapet notifikasi terbaru dari cerita ini
Gimna perasaan kalian? Setelah baca cerita ini ?
Maaf kalo kurang ngefeel
Next part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Yang Kelam[ TAMAT]
Teen FictionSepasang luka, yang di pertemukan semesta untuk saling menyakiti. - kisah yang kelam "Maafin gue Ra, seharusnya lo nggak kenal cowo brengsek kaya gue." _Daniel Mahendra "Aku nggak pernah nyesel kenal kamu Niel, bagiku pertemuan kita itu takdir yan...