kisah yang kelam|17

5.2K 201 1
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote + komen



****

Kedua sejoli itu kini tengah berada di sebuah Cafe, tak jauh dari Sekolah. sepulang sekolah Daniel mengajak  gadis itu itu untuk makan, karena dia tau gadis itu  belum makan sesuap nasi pun. ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada gadis kesayangannya itu.

Daniel menatap gadis di hadapannya itu, hanya diam sembari mengaduk-aduk makanan.

"Ra. di makan, apa makanannya nggak enak? kalo nggak enak nanti kita pindah Cafe,"

"Aurora."

"Ra." Daniel menepuk pundak gadis itu. hingga sang empu tersadar dari lamunannya.

"Hah, iya kenapa?"

"lo kenapa nggak di makan?" tanya Daniel dengan sorot mata menelisik.

"Masih kenyang," bohong Aurora.

Laki-laki itu meraih kedua tangan Aurora. setelah itu menggenggamnya. sembari tersenyum tipis sangat tipis hingga tidak ada yang menyadari bahwa dia tengah tersenyum.

"gue tau lo belum makan.  dimakan ya, gue nggak mau perempuan kesayangan gue ini kenapa-napa." tangan nya terulur mengacak-acak rambut gadis itu.

Pipi gadis itu terasa memenas, jantungnya berdetak jauh lebih cepet dari biasanya.

Gadis itu memalingkan wajahnya, agar Daniel tidak menyadari bahwa kini pipinya memerah atas perlakuan laki-laki itu.

****

  Hujan turun begitu deras, mengguyur kedua sejoli itu. suara petir bergemuruh membuat  gadis itu begitu ketakutan.

Aurora menunduk dengan mulut melafalkan beberapa doa.

Daniel terkekeh pelan, Dengan tingkah gadis itu.
"Nggak usah takut. ada gue, di sini. gue bakal jagain lo, dan nggak bakal ninggalin lo sendirian." celetuk Daniel.

"apa kita sebaiknya, berhenti dulu? hujannya deres banget, aku takut kamu kedinginan."  tawar Aurora.

Laki-laki itu menggeleng.

"gue nggak bakal kedinginan. kan ada lo, yang peluk gue."

"Hujan itu mengingatkan gue sama sesuatu, yang indah, dan gue nggak bisa merasakan itu lagi sekarang."  Tatapan laki-laki terlihat sendu, matanya memancarkan luka yang ia pendam.

"ngingetin sama siapa?" tanya Aurora penasaran

"ada deh," jawab laki-laki itu denga tertawa, namun Aurora merasa bahwa dia tertawa hanya untuk menutupi lukanya.

Gadis itu jadi penasaran. sebenarnya apa yang Daniel sembunyikan dari nya?

Rumah bernuansa putih serta air mancur di depannya menjadi ciri khas Rumah yang gadis itu tinggali.

tampak indah, namun tidak dengan isinya. mereka selalu menuntut gadis itu untuk tampil sempurna terutama nilai. meski Aurora selalu mendapat rangking pertama  setiap tahunnya, mereka tidak pernah puas dengan pencapaian Aurora.

Mengapresiasi? tentu saja tidak pernah bagi mereka mau sehebat apapun pencapaian yang gadis itu raih, bagi mereka Aurora hanyalah benalu.

Ayah, Bunda serta kakaknya  tengah berada di meja makan menyantap makan malam. mereka tampak begitu bahagia tanpa kehadirannya.

Hatinya teriris melihat itu. gadis itu kini berada di tangga. awalnya ia ingin turun dan makan bersama, namun  semuanya hancur saat melihat itu.

Meraka bahagia banget tanpa kehadiran Rora. kenapa mereka tidak pernah menginginkan kehadiran Rora, apa benar bahwa hidup Rora  bawa sial buat orang sekitar.

Kisah Yang Kelam[ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang