Halo gimana kabar kalian?
Jangan lupa vote + komen ramehin tiap paragraf nya*****
Aurora, kini berada di pekarangan Rumah nya. Daniel menghantarkan nya tak sampai Rumah karena diri nya yang memintanya. ia tak ingin ayah nya tau dan menuduh yang tidak - tidak.
laki- laki itu sempat menolak Daniel bersikeras ingin menghantarkan nya sampai Rumah namun ia berusaha membujuk laki- laki itu dan akhirnya luluh.
Aurora berjalan dengan kaki yang bergetar. Ia takut Ayah nya akan marah besar, karena ia tak pulang semalaman.
dengan gemetar Aurora membuka pintu Rumah nya.
Aurora mengelus dada nya lega karena Rumah nya sepi.
"Jangan senang dulu Aurora!" suara bariton itu mengagetkan Aurora.
"A-ayah." ucap nya dengan terbata- bata.
"bagus nggak pulang semalaman, sekalian aja gk usah pulang!"
"Saya tau kamu pasti abis ngejalang kan!" bentak Ayah dengan dada naik turun menahan emosi. tangan nya terkepal kuat.
Deg
Apakah serendah itu kah ia, dimata Ayah nya. dada nya terasa begitu sesak mendengar ucapan Ayah nya.
"Nggak Yah, Rora bisa jelasin ya."
"Bohong Yah, dia lebih milih ninggalin Aku yang lagi demam demi pergi ngejalang!" Sahut Lauren yang tiba- tiba muncul.
Aurora menggeleng. "nggak Yah, yang kak Lauren omongin enggak bener! kak Lauren juga enggak demam yah."
Ervan mengeraskan Rahang nya. ia menarik kera kemeja Aurora dengan paksa, lalu membentur kan nya ke tembok dengan kasar.
"KAMU FIKIR SAYA PERCAYA!! MIMPI KAMU AURORA. "
Lauren menyunggingkan senyum. melihat Ayah nya menyiksa adik nya itu. memang harus nya seperti itu yang ia mau.
Plak
Ervan menarik kera kemeja Aurora agar gadis itu berdiri. lalu menampar nya dengan kasar.
"Dasar anak enggak berguna! bisa nya cuma bikin malu orang tua! di bayar berapa kamu selamam ngejalang! apa uang yang saya kasih ke kamu orang hah jawab Aurora!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Yang Kelam[ TAMAT]
Teen FictionSepasang luka, yang di pertemukan semesta untuk saling menyakiti. - kisah yang kelam "Maafin gue Ra, seharusnya lo nggak kenal cowo brengsek kaya gue." _Daniel Mahendra "Aku nggak pernah nyesel kenal kamu Niel, bagiku pertemuan kita itu takdir yan...