kisah yang kelam| 33

5.2K 163 3
                                    

"Gue tahu Lo perempuan kuat Ra, Lo pasti bisa  menghadapi ini semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue tahu Lo perempuan kuat Ra, Lo pasti bisa  menghadapi ini semua. Gue di sini ada buat Lo, nggak usah selalu  ngerasa sendiri ya." ucap Reynal mengusap air mata yang mengalir dari pipi gadis itu dengan ibu jarinya.

"Nggak Nal, aku lemah. aku cuma pura-pura kuat,"

Reynal menggeleng, ia membawa Aurora kedalam pelukannya.

"Gue tahu Lo cape, tapi gue mohon jangan pernah berfikir untuk mengakhiri hidup Lo, karena gue di sini juga ikut hancur, Ra."

Reynal terus mengusap-usap punggung Aurora menenangkan gadis itu.

Pelukan Reynal, adalah pelukan ternyaman yang pernah ia rasakan, Meski ia dan Daniel menjalin hubungan lama tetapi ia tak pernah merasa pelukan hangat seperti yang Reynal berikan.

Aurora bersyukur bisa bertemu dengan Reynal, laki-laki itu selalu ada untuknya. Reynal adalah orang pertama yang memberikan pelukan hangat saat ia hancur.

"Terimakasih Nal, maaf aku belum bisa membalas semua kebaikan kamu." Jawab Aurora di sela-sela tangisnya.

***

"Cabe, mau kemana Lo?"  Celetuk Ratna pada Aurora dan Meisya.

Meisya langsung mengepalkan tangannya dengan tatapan tajam.

"Udah Mey nggak usah di ledanin, ayo."

Meisya mengembuskan nafasnya gusar, Sahabatnya ini selalu saja seperti ini. Ratna dan antek-anteknya itu sekali-kali harus di beri pelajaran agar tidak terus menerus seperti ini.

  Ratna yang melihat Aurora tidak terpancing membuatnya geram.  Ia menarik rambut Aurora dari belakang kemudian membenturkan dengan keras ke tembok.

"Tuli Lo gue panggil hah!"

Aurora memegangi kepala yang sangat pening akibat  terbentur tembok.

Meisya yang melihat itu langsung mencekik Ratna hingga gadis itu kesulitan untuk bernafas.

"Punya salah apa Aurora sama Lo hah! iri kan lo sama Aurora,  hahah kasian kalah saing ya." Ejek Meisya dengan menyeringai serta tangan yang masih setia mencekik leher gadis itu.

"Le-pa-sin gu-gue!" Teriak Ratna berusaha melepaskan tangan Meisya pada lehernya.

Sementara Wati dan Nesya bukanya membantu ia malah ngibrit pergi ia takut pada Meisya. Karena gadis itu jika marah bukan main-main membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri.

"Udah Mey lepasin aja."

Meisya melepaskan cekikannya pada leher Ratna kemudian mendorong gadis itu hingga terjatuh.

Kisah Yang Kelam[ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang