****
Masalah terus menerus datang silih berganti, apakah semesta tak mengijinkanku untuk bahagia? Meski hanya sekejap
Latasya Aurora Eva.****
Raka memeluk Meisya ia yang histeris. Ia menenangkan perempuan itu dalam pelukannya. Tubuh Meisya bergetar, tangisnya begitu pilu, Raka sungguh tidak tega melihat Kekasihnya sehistris ini.
"Ka, Aurora udah nggak ada. Dia ninggalin gue buat selamanya." Lirih Meisya.
Kehilangan sahabat satu-satunya adalah yang begitu menyakitkan, apalagi ia melihat bahwa sahabat itu meninggal karena di bunuh.
"BERHENTI BILANG CEWE GUE UDAH GAK ADA!! dia masih hidup!!!" Bentak Daniel histeris ia mengacak- ngacak rambutnya, tatapan laki-laki itu kosong.
Lelehan cairan bening itu mengalir tanpa sadar dari mata elangnya, dadanya begitu sesak melihat kekasihnyanya seperti ini. Apa yang terjadi pada dirinya sendiri? mengapa ia malah membunuh kekasihnya sendiri, orang yang paling ia cintai.
Ia menyandarkan punggungnya pada tembok. hancur, satu kata yang mendeskripsikannya sekarang.
"Gue nggak bisa tanpa lo Ra. Bangun! gue mohon Ra, gue sayang banget sama lo," kata Daniel.
"AURORA!!" teriak Daniel dengan rambut acak-acakan dan keringat yang membasahi dahi nya.
Ia membuka mata nya. Huft ia mengelus dadanya ternyata itu semua cuma mimpi.
Lalu? dimana Aurora? apakah perempuan itu benar- benar meninggalkan nya seperti di mimpi nya?
Daniel menyibakan selimut nya ia berteriak sembari berlari mencari keberadaan perempuan itu.
"Aurora lo dimana? lo beneran ninggalin gue?" lirih nya dengan suara parau.
Matanya menatap sekeliling, tubuhnya lemas, bagaimana jika Aurora benar-benar telah tiada?
Ceklek
Pintu Apartemen terbuka menampilkan Aurora yang tengah menenteng kresek.
Daniel langsung mendekap tubuh perempuan itu dengan erat seolah tak membiarkan pergi jauh dari nya.
"Jangan pergi dari gue, gue nggak bisa hidup tanpa lo,"
Aurora terkejut ketika Daniel tiba- tiba memeluk nya.
Aurora melepaskan pelukannya. "Kamu kenapa? kamu nangis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Yang Kelam[ TAMAT]
Teen FictionSepasang luka, yang di pertemukan semesta untuk saling menyakiti. - kisah yang kelam "Maafin gue Ra, seharusnya lo nggak kenal cowo brengsek kaya gue." _Daniel Mahendra "Aku nggak pernah nyesel kenal kamu Niel, bagiku pertemuan kita itu takdir yan...