Jangan lupa vote+ komen
Seorang laki-laki dengan kondisi rambut serta pakaiannya berantakan. Ya itu Daniel Mahendra, kondisi laki-laki itu begitu menyedihkan. Bau alkohol begitu menyengat, semenjak putus dengan Aurora, ia selalu hidupnya seperti kehilangan arah.
"STOP! DENGAN LO NYAKITIN DIRI LO KAYA GINI, LO PIKIR AURORA BAKAL MAU BALIK SAMA LO?" Sentak Devon. Melihat Daniel hendak meminum alkohol itu, dengan cepat Devon mengambil minuman itu dari tangan Daniel.
"BALIKIN!"
"Dia nggak akan mau balik lagi sama Lo! nggak usah berlaga sok tersakiti, lagian lo pacaran sama Aurora cuma buat ngancurin dia doangkan? gue tau, perusahan Ayah Lo waktu itu bangkrut, satu-satu nya orang yang mau bantuin perusahan Ayah Lo, ngaish syarat kalo Lo harus pacaran sama Aurora terus hancurin dia!"
Daniel mengangguk.
"Awalnya gitu, tapi sekarang gue beneran sayang sama Aurora, tiga tahun bukan lah waktu yang singkat, gue cinta sama Aurora Gue hancur nggak ada dia di samping gue, cuma dia yang sabar dan bisa ngertiin gue. Tapi gara-gara Ratna, Si cewe tolol itu. dia ngancem gue buat bongkar ini ke Aurora, gue kehilangan Aurora,"
Devon mengerngitkan Dahi. "Dari mana dia bisa tau?"
"Dia punya Vidio saat gue Nerima tawaran orang yang mau bantu perusahan Ayah gue, buat hancurin Aurora. Gue terpaksa pacaran sama Ratna dan nyelingkuhin Aurora,"
"Bodoh! kenapa Lo nggak cari hacker buat hapus itu! Dan Lo jadi nggak harus berurusan dengan Ratna."
"gue panik, nggak sempet mikir sampe situ." Jawabnya dengan mata terpejam, tubuhnya yang bersandar pada Shofa.
Mereka berdua berada Di apartemen Daniel, kondisi apartemen begitu berantakan karena semenjak putus Daniel tidak dapat mengendalikan emosinya. Ia selalu menghancurkan benda-benda. yang berada di sekitarnya.
"Gue bakal cari hacker terbaik, buat hapus semua Vidio itu."
***
Ruangan bernuansa putih, itu yang pertama kali ia lihat. Dengan seorang laki-laki yang duduk di sampingnya.
"Alhamdulillah, Lo udah sadar Ra. Ada yang sakit? pusing? atau Lo laper? mau gue beliin makanan?" Tanya Reynal beruntun.
Aurora menggeleng. keringat membanjiri pelipis gadis itu. Raut wajahnya seperti nya gadis itu sedang ketakutan.
"Lo tenang Ra, masalah ini udah Gue laporin ke Polisi dan sedang di usut."
Aurora menggeleng. "Jangan Nal, nanti satu sekolah bakal tau kalo aku hampir di lecehin, aku takut mereka malah nyalahin aku."
Aurora takut kalau dirinya yang akan di salahkan, melihat banyaknya kasus pelecehan yang di salahkan malah korban. Bahkan ada juga korban yang di kucilkan di cap tidak-tidak Aurora tidak! ingin hal itu terjadi.
"Lo harus dapet keadilan Ra! lo tenang aja, kita hadapin ini bareng-bareng ya," ucap Reynal dengan lembut.
"Tapi tetep aja Nal, aku takut," jawab Aurora dengan mata berkaca-kaca.
Reynal menautkan jari -jemarinya, dengan jari jemari Aurora. "Gue bakal urus Semuanya biar masalah ini nggak tersebar luas kemana-mana," ungkap Reynal
Ia merengkuh tubuh mungil Aurora kedalam pelukannya. Ia tau pasti gadis itu masih trauma, tubuh gadis itu begitu bergetar cairan bening itu memenuhi pelupuk matanya.
Di saat seperti ini yang Aurora butuhkan adalah pelukan hangat, untuk menenangkan gadis itu. Ia butuh tempat bersandar. Harusnya yang sekarang di hadapannya ini Daniel, ah ya dia lupa bahwa Daniel bukan lah miliknya lagi hubungan nya dengan laki-laki itu telah kandas.
Reynal mengusap Rambut Aurora. "Lo diem di sini ya, gue beliin makanan dulu buat Lo."
Aurora menggeleng, "jangan tinggalin aku sendirian, aku takut Nal,"
"Ra, Lo nggak usah takut, mereka nggak akan ngapa-ngapain Lo lagi. Mereka sekarang di kantor polisi."
"Gue tinggal bentar ya?"
Aurora mengangguk.
Reynal keluar Dari UKS, untuk membelikan gadis itu makanan di kantin.
****
Daniel melirik ke Arah jendela UKS. Ternyata gadis yang ia cari-cari ada di situ. Sudah satu jam ia mencari Aurora di setiap sudut sekolah namun tidak menemukan keberadaan gadis itu.
"Aurora," gumaw Daniel.
Daniel langsung masuk kedalam UKS. Ia langsung mendekap Aurora.
"Ra, gue mohon jangan tinggalin gue lagi. Hidup gue hampa tanpa Lo," ungkap Daniel. Tanpa sadar buliran air mata itu menetes membasahi bahu Aurora. Ia tak perduli Aurora melihatnya lemah seperti ini, yang tak bisa hidup tanpa gadis itu.
Aurora menguraikan pelukannya. " pergi Dan!"
Aurora menggeleng. "Pergi Daniel!"
"Nggak Ra, gue mohon jangan kaya gini, gue butuh Lo untuk selalu di samping gue,"
Aurora terkekeh. "SETELAH SEMUA YANG KAMU LAKUKAN KE AKU, KAMU NGOMONG KAMU BUTUH AKU DI SAMPING KAMU?" Gadis itu menjeda ucapannya kemudian tertawa.
"Aku nggak butuh kamu Dan! Kita hanya lah sebatas masa lalu! Kamu harus ingat itu! kisah tentang kita itu selesai, nggak akan bisa terulang kembali, aku nggak akan mau balik lagi sama Kamu Dan!"
****
Hallo Bestie, gimana Part ini?
Aku katanya up nya bakal lama karena hp aku rusak ini aku nulis juga Di warnet heheh.
Tetap stay di cerita ini oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Yang Kelam[ TAMAT]
Teen FictionSepasang luka, yang di pertemukan semesta untuk saling menyakiti. - kisah yang kelam "Maafin gue Ra, seharusnya lo nggak kenal cowo brengsek kaya gue." _Daniel Mahendra "Aku nggak pernah nyesel kenal kamu Niel, bagiku pertemuan kita itu takdir yan...