SPESIAL PART AURORA DANIEL

4.9K 77 0
                                    

PART INI TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN PART SEBELUMNYA. DI PART INI HANYA UNTUK MENGOBATI RASA RINDU  PEMBACA KISAH INI !!!!

Terkadang kita selalu bisa menjadi Rumah untuk orang lain, tetapi lupa untuk menjadi
Rumah untuk diri sendiri.

****

   Sore ini Daniel mengajak Aurora untuk melihat senja di Pantai. Aurora terlihat begitu senang disini, ternyata untuk menciptakan senyuman di bibir gadis itu cukup mudah.

Mereka berdua duduk di kursi yang sudah di sediakan di sisi pantai.

  Daniel menatap Aurora begitu dalam, jujur ia sangat senang melihat senyum itu terukir di bibir Aurora. Dia sadar gadis itu begitu banyak menyimpan luka, semoga saja dengan mengajaknya kesini bisa membuat hati nya sedikit lega.

Daniel mengelus pucuk kepala Aurora seraya mengecupnya singkat "Gue seneng liat Lo senyum Ra, gue tau banyak banget luka di diri Lo entah itu keluarga bahkan dari gue sendiri. Tapi gue janji Ra, gue bakal perbaiki semuanya. Gue bakal buat Lo bahagia terus."

"Aku nggak menyalahkan semua keadaan yang udah terjadi di hidup aku Dan, aku yakin tuhan pasti sedang merencanakan hal yang indah setelah ini. Satu lagi yang harus kamu tau, aku nggak pernah nyesel bisa kenal kamu, aku bahagia bisa kenal kamu. Kamu baik Daniel, cuma keadaan yang ngebuat kamu jadi nyakitin aku. Terlepas dengan apa yang sudah terjadi kita harus berdamai dengan keadaan." 

Setelah mengatakan itu Aurora kembali  menatap pantai, gadis itu berdiri kemudian berlari menuju gelombang ombak air itu. Daniel mengikutinya dari belakang.

Desiran ombak itu membuat hati Aurora menghangat jujur dia sebenarnya sudah sangat lelah dengan kehidupannya, tapi dia yakin pasti ada hal indah setelah ini. Menyerah? Selfharm itu tidak akan bisa mengubah keadaan sekarang, mau bagaimanapun toh kehidupan harus tetap di jalanin.

Aurora memejamkan mata serta merentangkan tangan menikmati hembusan angin yang menerpa kulitnya. Tiba-tiba tangan kekar itu memeluk erat pinggangnya sembari menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Aurora.

"Lo bisa jadi Rumah untuk orang lain, tapi Lo lupa untuk menjadi rumah untuk dirimu sendiri,"  celetuk Daniel

Aurora tertedun mendengar penuturan Daniel. Benar ia selalu mementingkan kebahagiaan orang lain tanpa peduli kebahagiaannya sendiri.

"Aku cuma ngga suka liat orang lain sedih Dan,"

"Tapi Lo mengorbankan kebahagiaan Lo sendiri Ra, dengerin gue. Kalo Lo terus menerus ngorbanin kebahagiaan Lo buat orang lain terus kapan Lo bahagia? Apakah orang lain bertanggung jawab untuk kebahagiaan Lo? Apa orang yang Lo korbanin kebahagiaan Lo buat dia akan ada di saat Lo susah? Nggak Ra!! Jadi mulai sekarang pikirin kebahagiaan Lo sendiri menjaga perasaan orang, membahagiakan orang lain itu bukan tanggung jawab Lo, belajar jadi orang yang bodoamatan Ra. Hidup ini nggak melulu tentang orang lain, tapi tentang diri Lo sendiri,"

Gadis itu tersenyum, "kamu benar,Dan. Aku berusaha membahagiakan diriku sendiri mulai sekarang."

"Boleh gue bantu  untuk menemukan kebahagiaan itu?" Balas Daniel.

"Tentu saja, kebahagiaan aku ada di kamu, Daniel  Mahendra."

Aurora membalikkan badannya, ia memeluk tubuh laki-laki itu. Pelukan itu terasa begitu hangat mampu menenangkan dirinya di saat terpuruk seperti ini. Daniel membalas pelukan itu serta mengelus kepala Aurora, ia berjanji pada dirinya sendiri ia akan membahagiakan gadis itu tidak akan membiarkan airmata jatuh kecuali air mata kebahagiaan.

Kisah Yang Kelam[ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang