Apa aku pantas mendapatkan kebahagiaa? Jika sepanjang hidupku di penuhi kekecewaan.
*****
"Gue nyuruh Lo buat hancurin Aurora bukan untuk buat dia bahagia, Daniel! Gue mau kerjasama kita selesai sampai disini, perusahaan bokap Lo bakal hancur dan Lo." Lauren menunjuk Daniel dengan telunjuknya.
"Gue Pastiin lo bakal hancur Daniel, karena berani main-main sama gue. Bokap lo akan semakin ngekang Lo, dan kalau Aurora tahu dia bakal ngebenci Lo seumur hidupnya dan nggak akan pernah mau kembali sama Lo."
Daniel mengepalkan tangannya dengan kuat. Jika saja yang di depannya itu bukan perempuan mungkin ia sudah menghabisi dia sekarang.
"Bacot! Gue cape harus hidup monoton terus menerus seperti ini, gue nggak perduli Papah bakal ngebenci gue ngekang gue atau apapun gue nggak perduli, gue udah muak dengan semua ini. Gue butuh Aurora, gue butuh dia untuk selalu di samping gue. Gue nggak perduli apapun yang terjadi kedepannya. Dan gue Nggak takut sama ancaman Lo!" Seru Daniel.
Ia cape, cape terus menerus hidup dalam kendali orang lain. Di balik sikap angkuh laki-laki itu menyimpan begitu banyak luka. Ayahnya selingkuh, ibunya depresi, ia yang selalu di tuntut sempurna karena akan menjadi pewaris perusahaan ayahnya.
Setelah bertemu dengan Aurora hidupnya yang begitu gelap itu perlahan berwarna. Ia mengaku salah, Daniel merasa sangat bersalah tak seharusnya ia menuruti permintaan Ayahnya itu untuk bekerjasama dengan Lauren. Benar kata orang jangan bermain-main dengan perasaan atau kamu akan terjebak di dalamnya, dan ya, itu benar. ketulusan perempuan itu membuat hatinya yang keras itu mencair, jika ia bisa memutar waktu ia tidak akan menyia-nyiakan Aurora, ia pasti akan menjaga, menyayangi gadis itu dan mencintainya dengan sepenuh hati.
"Maaf Ra, sekarang Lo udah tahu semuanya dan sekarang Lo ngebenci gue, gue harus gimana biar memperbaiki ini semua? apa mungkin kita bisa kembali seperti semula setelah kejadian ini? gue rasa nggak akan mungkin." Lirih Daniel. Tanpa sadar buliran cairan bening itu mengalir begitu saja dari mata elangnya.
"Arrrgggghhh!" teriak laki-laki itu prustasi.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Daniel meninju pohon besar itu untuk melampiaskan semua emosinya.
"Argh, pergi! pergi kamu!" Teriak perempuan paru baya dari dalam Rumahnya yang tak lain adalah Antika ibu Daniel.
Daniel langsung bergegas lari menghampiri ibunya. Perempuan paru baya itu tengah melempari semua benda yang berada di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Yang Kelam[ TAMAT]
Teen FictionSepasang luka, yang di pertemukan semesta untuk saling menyakiti. - kisah yang kelam "Maafin gue Ra, seharusnya lo nggak kenal cowo brengsek kaya gue." _Daniel Mahendra "Aku nggak pernah nyesel kenal kamu Niel, bagiku pertemuan kita itu takdir yan...