Kisah Yang Kelam[ TAMAT]

kisah yang kelam |6

Ketika kita mencintai seseorang, kadang -kadang kita harus memahami mencintai juga berarti melindungi. Meskipun terkadang melindungi itu berarti harus menghadapi resiko dan bahaya yang besar.
Nataniel Gilbert Abraham

*****

Aurora kini duduk sembari menunggu Daniel selesai memasak.

Aurora jadi penasaran apakah benar lelaki itu bisa memasak? Ia jadi tidak sabar ingin mencicipi masakan lelaki itu.

Sudah setengah jam Aurora menunggu di meja makan. Namun tak ada  tanda - tanda lelaki itu muncul.

Aurora menyusul Daniel yang tengah memasak di Dapur.

"Niel." Panggil Aurora.

Lelaki itu menoleh tubuhnya menutupi teplon yang berada di belakang nya. Sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Udah selesai belum?"

"Eeee"

"Udah belum? aku nggak sabar mau nyicipin!" ungkap Aurora dengan wajah berbinar

"Itu sayurnya udah?"  tunjuk Aurora menujuk sayur sop di di pinggir Daniel.

"U—udah."

"Kamu kenapa ko gugup gitu? aku cicipin ya?" Aurora mengambil sendok menyendok sayur itu kedalam mulut.

Asin! sayur itu begitu asin Aurora tak tahan ia ingin sekali memuntahkan nya lagi. Namun ia  menghargai Daniel yang  memasakan untuknya.

"Itu di teplon kamu masak apa? Aku pengen liat." Penasaran Aurora.

"Awas aku pengen liat!" Daniel mengeser tubuhnya. menampilkan telur yang sudah gosong.

Daniel mengengir kuda.

"Udah, kamu duduk aja biar aku yang masak!"

Drrt... Drrt ... Drrt...

"Bentar gue  angkat telpon dulu." Sergah Daniel.

"Gue kesitu sekarang tunggu!"  Daniel mematikan sambungan nya.

"Kamu mau kemana?"

"Sorry Ra, gue tinggal dulu. Lo jangan kemana- mana tetap disini sampe gue pulang!"  Daniel menyambar jaket nya yang berada di kursi. Ia mengelus kepala Aurora  mengecup nya.