"shhh sakit, pelan-pelan sayang"
Jeno meringis saat kamu menempelkan kapas yang sudah diberi obat merah itu ke pipi kirinya yang sedikit terluka.
harusnya gosok pipinya pake amplas.
pasti, ah mantap.
bercanda.
"kamu sih, kenapa dijalan main hape?" kesalmu sedikit menekan kapasnya.
"aduh aduh aduh, iyaa maaf. kilap" pekik Jeno.
Jeno ini urakan kalo naik motor.
saat ditelpon tadi, Jeno ternyata nabrak pohon melon —eh pohon pisang sampe roboh karena menghindari anak ayam yang mau lewat.
kasian pohon nya T_T
"salah pohon pisang sama anak ayamnya, sayang" Jeno merengut.
"kenapa?" tanyamu sembari menempelkan plester ke luka yang sudah kamu bersihkan tadi.
"pohon pisang nya kenapa dipinggir jalan? siapa sih yang naroh? harus nya kan pohon pisang di kebun. bukan di pinggir jalan"
kamu hanya mengangguk-angguk menunggu Jeno melanjutkan ucapannya.
"terus anak ayamnya, kenapa nyebrangnya sembarangan? ibu nya kemana coba? kenapa enggak jagain anaknya? anak nya sampe main ditengah jalan gitu, enggak tanggung jawab" gerutu Jeno berapi-api.
"iya deh iya, kamu mah yang paling bener. besok-besok kalo naik motor main hp lagi ya" cetusmu.
"kok gitu? kenapa enggak dilarang?" heran Jeno.
"larangan kan perintah? berarti perintah itu larangan" jawabmu santay.
"bener juga, pantesan mama kalo aku jatuh karena lari-lari, malah disuruh lari-lari lagi" Jeno mengingat-ingat.
"MAMA SAKIT HUEEE" tangis anak kecil berumur lima tahun saat terjatuh karena berlarian.
sedangkan wanita yang dipanggil mama hanya menggeleng jengah. "ngeyel si, sana lari-lari, biar jatuh lagi"
"makasih udah diobatin" Jeno menunjuk plester di pipinya.
"iyaa, mana lagi yang sakit?"
Jeno menunjuk pipi kanannya dimana tidak ada luka sama sekali disana, mulusss. "sini"
kamu mengerutkan kening. "enggak ada luka disitu"
Jeno mengangguk. "iya enggak dan luka fisik, tapi sakit. coba kamu obatin deh"
kamu menurut, kembali mengambil kapas kemudian hendak menuangkan obat merah, Jeno sudah dulu mencegah.
"bukan pake itu" Jeno menggeleng.
"terus pake apa?" bingungmu.
Jeno tersenyum malu-malu kocheng. "dicium biar sembuh"
ARGHHHHHHH APA INI!
"hah?" mode ngebug mulai.
"di cium sayang, pasti langsung sembuh" Jeno memasang wajah melas nya.
gemes, pengen banting.
"oh gitu ya, yaudah ini" kamu mencium tangan kamu sendiri kemudian menempelkannya ke atas pipi Jeno.
"kok pake tangan?" bingung Jeno.
kamu terkekeh. "udah itu, kan secara enggak langsung"
"ga kerasa by!"
"besok, kapan-kapan ya. mau makan enggak?" kamu bertanya sambil membereskan kotak P3K yang digunakan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟐 ▸ 𝟐𝟑 ʟᴏᴠᴇ ғᴏʀ ʏᴏᴜ ✓
Teen Fiction" 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚍𝚒𝚒𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚙𝚊𝚌𝚊𝚛 𝚔𝚊𝚖𝚞 " -𝙽𝙲𝚃 - kelanjutan cerita [ the story with nct ] kalo mau nyambung ya baca ^ dulu. kisah absurdmu bersama 23 laki-laki yang menjabat sebagai pacarmu. ⚠️ ! tidak ada sangk...