Bel pulang sekolah baru saja berbunyi lima belas menit yang lalu. Namun, Ralin tak langsung melesatkan dirinya menuju ruang latihan musik. Kantin, adalah posisi gadis itu sekarang. Seperti biasa ia akan mengisi perutnya lebih dulu sebelum bergulat dengan tuts piano serta lembaran partitur.
Ada Cleo disini, sama seperti Ralin jika laki-laki itu juga mengisi perutnya sebelum dirinya bergelut dengan nada-nada tinggi yang menjadi tanggung jawabnya. Entah mengapa kali ini ia harus masuk tim paduan suara daripada orkestra.
"Ah anjing, kita pisahan nih. Gue gangguin siapa dong ntar" sesal Ralin sore itu
"Lagak lo kek mau cere sama gue, Lin. Ya gangguin sang pujaan hati lah" jawab Cleo sambil menghabiskan semangkuk mie nya
"Ya menurut looo gue beraniiii??" kesal Ralin dengan ekspresi wajah yang mendukung
"Gak papa, pelan-pelan aja dulu. Gue juga bingung dah kenapa gue kebagian paduan suara, mana nada tinggi bangsat" kesal Cleo
"Ah anjing, gue sedih nih" ucap Ralin
"Gak cocok lo sedih-sedihan. Udah nikmatin aja kenapa sih, anggep aja partner lo tiap tahun ganti, kan keren"
"Masalahnya ini Jevian, bangsat. Gak lucu kalo gue keder pas tampil"
"Wah sialan lo, Lin. Gue kira lo sedih karena gak pasangan sama gue lagi, taunya takut ambyar kan lo" ucap Cleo dengan wajah sok kecewanya
"Gak usah drama, lo bukan Erlang"
"Anjing disamain sama Erlang. Noh anaknya basket sama sepupu lo"
"Bodoamat lah, cepet abisin nyet. Latihan kita" titah gadis itu.
Setelah menghabiskan makanannya, Ralin dan Cleo bergegas menuju ruangan masing-masing. Jarak antara ruang musik dan paduan ini sebenarnya hanya selisih tiga ruangan saja. Namun, karena kebiasaan Ralin yang selalu bersama Cleo saat sedang ekskul musik. Membuat gadis itu sedikit berdrama.
"Masuk aja, kalo Jevian ngapa-ngapain lo teriak aja lah Lin" pesan Cleo sebelum dirinya memasuki ruang paduan suara
Dengan langkah pelan dan sedikit gontai, gadis itu mulai memasuki ruang musik. Cukup sepi disana, karena pasti anak-anak orkestra akan berlatih di auditorium sekolah, bukan disini.
"Baru dateng?" ucap Jevian yang membuat Ralin terperanjat
"Ya Tuhan Jeviano, kalo ngomong aba-aba anjir"
"Lah, lo sendiri dateng ngendap-endap kek maling" jawab laki-laki sambil membolak-balik kan partitur
"Hmmmm aja gue mah" jawab Ralin lalu meletakkan tasnya di meja dekat piano. Lantas tangan lentik nya mulai memencet tuts piano hingga menghasilkan bunyi yang indah
Canon in D, adalah salah satu alunan yang akan gadis itu bawakan besok saat festival.
"Lo bisa bawain Canon in D tanpa partitur, jago juga" komentar Jevian
"Iyalah, gue jago. Sayangnya baru sempet kesampaian bawain itu di tahun ini" jawabnya
"Kok bisa? Emang lo sebelumnya bawain apa?"
"Gue lupa. Diantaranya banyak nada baru yang dibikin Kak Liora sama Kak Damas, yang waktu itu nyesuain sama kemampuan gue karena pas itu gue masih kelas sepuluh. Kelas sebelas nya gue disuruh bawain Surat Cinta Untuk Starla duet sama Cleo" Ralin menjelaskan
"Terus tahun ini?" tanya Jevian yang terlihat tertarik dengan topik ini
"Tahun ini gue kaget tiba-tiba buat penampilan suruh milih sendiri"
"Bagus dong, lanjutin itu sampe beres. Abis itu gantian gue" titah Jevian
"Kenapa kita gak langsung latihan buat duetnya?" protes Ralin
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally | Lee Jeno
Fanfiction"As long as it's with you.. I will love you unconditionally"