12 - Us

11 2 0
                                    

Satu jam setelah Ralin tertidur. Jevian lantas bergegas untuk turun kebawah. Dilihatnya sang kakak yang berkutat di dapur bersama beberapa asisten rumah tangga dirumahnya. Dilangkahkan kakinya pada meja makan, lalu menarik satu kursi untuk ia duduki, Theana yang melihat gerak-gerik sang adik lantas turut serta menghampirinya,

"Ralin tidur?" tanya Theana

"Iyalah kak, bayangin aja kalo ga tidur. Gue tinggal disini pasti misuh-misuh anaknya" jawab Jevian, sang kakak hanya terkekeh pelan

"Something happen?" tanya si sulung Arkadinendra itu, yang ditanyai hanya menggeleng pelan

"Oh yaudahh, naik gih. Tungguin itu Ralin nya, ntar bangun-bangun malah kaget gara-gara sepi"

"Iyaaa kak" jawab santai Jevian lalu berlenggang meninggalkan dapur.

Pukul setengah tujuh, makan malam dimulai. Ravellio juga sudah tiba sepuluh menit yang lalu, masih lengkap dengan setelan jas berwarna biru dongker, dasi warna hitam, dan tentu jam tangan yang bertengger di tangan kirinya. Bau parfumnya pun masih tercium dari radius tiga meter. Membuat Theana melayangkan komentarnya pada teman masa kecilnya itu,

"Ini weekend lo ngapain ke kantor anjir?" tanya Theana begitu Ravellio mendudukkan dirinya di kursi meja makan

"Klien gue bisanya weekend. Malemnya mau langsung cabut ke Tokyo anjir" jawab laki-laki itu sambil melonggarkan dasinya

"Weekend tuh ngabisin waktu sama adek lo, malah ngurusin klien. Ambis bener lo"

"Eitss jangan salah, gue pekerja keras artinya. Adek gue mana dah The?" tanya Ravellio yang belum melihat tanda-tanda adiknya daritadi

"Baru dibangunin Jevian kayanya, abis latihan langsung tidur"

"Gak mandi dongg? Kaya gembel"

"Ngadi-ngadi bangettt loo, Ralin mandi ya. Emang lo, lagian kalo Ralin gembel ya lo juga, ewhh" bela Theana. Setelah perdebatan dua anak sulung lintas keluarga itu, akhirnya datanglah Ralin dan Jevian. Tentu dengan wajah khas bangun tidur Ralin,

"Tuan putri baru bangun?" ucap Ravellio yang lantas mendapatkan geplakan dari Theana di lengan nya

"Aw... Sakit anjing, Theana" respon Ravellio sambil mengusap-usap bekas pukulan Theana tadi

"Bacot banget Lilio" jawab Ralin

"Hahahahaha anjing, Lilio. Masihan juga dipanggil Lilio" tawa Theana pecah saat itu juga

"Tawa lo The The, belum aja gue sumpel" sengit Ravellio

"Kenapa jadi lo yang berantem anjing kak" imbuh Jevian tiba-tiba

"Udah-udah ah, ayo makan" ajak Theana sambil mengelap bekas air matanya karena tertawa

Makan malam berjalan sebagaimana mestinya, sesekali mengobrol dan melemparkan candaan diantara mereka berempat. Begitupun dengan Ravellio dan Theana yang barang sekali atau dua kali kembali meributkan hal yang tidak penting,

"Festival h min berapa dah? Udah maksimal belom?" tanya Ravellio

"Aman" jawab singkat Ralin

"Udahh" jawab Jevian

"Jawabnya kek mau tipes lo" cecar Ravellio

"Siapa?" Theana bersuara

"Mereka berdua"

"Gue capek anjing, badan gue astaga. Remuck pake ck" jawab Ralin

"Don't push yourself, Ralin" ucap Theana

"Ralin emang ga nge-push sih, tapi pelatihnya. Yakan?" tanya si sulung Pramudyta yang dijawab anggukan oleh adiknya

"Om sama tante, dateng gak?" tanya Theana

Unconditionally | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang