33 - Night With J

4 2 0
                                    

Tuntas dengan wahana di Dream Land, Jevian dan Ralin langsung bergegas menuju museum. Sejujurnya Ralin tak begitu mengerti tentang museum ini, tapi Jevian mengatakan jika museum ini berisi sebuah pameran lukisan hasil karya seseorang yang telah tiada. Perjalanan dari Dream Land menuju museum tersebut hanya berjarak dua puluh menit, untungnya jalanan kali ini lancar dan tanpa kemacetan.

Sesampainya disana, Ralin dapat melihat arsitektur bangunan yang terkesan suram menurut Ralin, ia juga dapat melihat dengan jelas nama museum itu disana. Lantas Jevian langsung mengajak Ralin untuk masuk menuju bagian pintu masuk museum tersebut.

Kata Jevian, mereka yang ingin berkunjung harus melakukan reservasi dulu disana, dan Jevian sudah melakukannya dua hari sebelumnya.

"Nih gelangnya dipake dulu" ucap Jevian sambil memberikan sebuah gelang tanda tiket masuk

"Keren bangettt pake gelang begini, lo nemu ginian dimana deh?" jawab Ralin

"Kata Theana sih" jawab Jevian, setelah itu keduanya mulai memasuki area museum. Ralin tak begitu paham dengan seni melukis, begitupun Jevian. Tapi entah mengapa Jevian ingin sekali mendatangi tempat ini dengan Ralin, ia juga tahu cerita dibalik museum ini. Setelah membaca beberapa ulasannya, ia jadi sangat tertarik

"Lo tau kan Lin, sebelumnya gue bilang kalo lukisan-lukisan ini di lukis sama seseorang yang udah gak ada" ucap Jevian, Ralin lantas menatapnya sambil mengangguk

"Terus?" tanya gadis itu

"Nama museumnya Rachella's space, alih-alih museum ini lebih mirip art gallery gak sih? Tapi katanya pemiliknya pengen ini disebut museum. Rachella itu nama pelukisnya, dan yang punya tempat ini namanya Alinskie, Rachella dan Alinskie ini sepasang kekasih. Mereka bahkan berencana untuk menikah..." Jevian menjelaskan

"Tapi?" tanya Ralin karena Jevian menjeda penjelasannya

"Tapi Rachella ternyata pergi lebih dulu, Rachella terlibat kecelakaan yang membuat dia akhirnya meninggal. Alinskie waktu itu kaget, dan terpukul. Lama ia terpuruk akhirnya dia mau mengenang Rachella dengan ini, semua lukisan yang Rachella dan dirinya lukis ia simpen di museum ini. Bahkan katanya Alinskie gak mau menikah, bagi dia Rachella adalah cinta terakhir"

"Wow, amazing. Terus Alinskie sekarang dimana? Ia masih hidup kan?" tanya Ralin yang terkesima dengan penjelasan Jevian

"Masih, sekarang dia lagi di Belanda katanya"

"Lagi dan lagi, kayaknya kita jadi saksi kisah cinta orang ya. Tadi Marcello dan Lilian, sekarang Rachella dan Alinskie. Kisah cinta keduanya sama-sama sedih menurut gue" ujar Ralin

"Tapi kisahnya Rachella dan Alinskie yang paling sedih menurut gue" jawab Jevian

"Iyaa bener. Tapi disini point utamanya mereka semua sama-sama membawa cinta mereka sampe akhir. Mungkin Rachella emang pergi lebih dulu, tapi Alinskie keren karena dia mau bertahan dan juga memilih Rachella sebagai cinta terakhirnya. Meskipun gue yakin sebenernya Alinskie bisa dapet pengganti Rachella" jelas Ralin, dirinya juga mulai hanyut dalam lukisan-lukisan karya Rachella disana. Ia lantas mulai mengamati satu persatu kanvas yang terpajang di dinding

"Rachella and Alinskie prewedding, Maret dua ribu delapan" ucap Ralin setelah membaca sebuah keterangan disana. Sebuah potret lukisan dua orang, dengan gaun dan setelan jas yang hanya nampak siluetnya saja

"Wow, mungkin kalo takdir berkata lain keduanya udah hidup bahagia sama anak-anak mereka" monolog Ralin lagi. Museum tersebut cukup luas, sehingga butuh waktu bagi mereka berdua untuk mengelilinginya.

Satu setengah jam mereka habiskan untuk menyelami mahakarya dari seseorang yang telah tiada, baik Ralin maupun Jevian keduanya sama-sama hanyut dan menikmati. Hingga setelah puas berkeliling, keduanya langsung bergegas keluar dari museum melalui pintu keluar,

Unconditionally | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang