4 - Support System

20 3 0
                                    

Setelah istirahat pertama, kelas Ralin tiba-tiba saja kosong. Guru pun tak meninggalkan tugas atau pesan sama sekali. Membuat para penghuni nya berpesta ria. Fokus Ralin pada sebuah aplikasi burung biru pun pecah saat Erlang mengatakan bahwa Yeski mencarinya,

"Apa nyet?" buka Ralin

"Nih" ucap Yeski sambil memberikan beberapa lembar partitur

"Ini apaan anjing?"

"Goblok, buat intro besok lo bebas ngubah-ubah asal konsepnya begitu"

"Kok lo yang bawain sih sat? Bukan Jevian" protes nya

"Itu dari guru seni musik Pak Agus, Ralin anjing. Ini gue juga bawa punya Jevian, dititipin ke gue" ucap Yeski

"Ohhhh"

"Udah ah, gue sibuk. Balik dulu" pamit Yeski

"Yaa, tengsss ketos rese" balas Ralin dan langsung mendudukkan dirinya lagi.

Saat dirinya sedang fokus menelik dan membayangkan nada di lembaran-lembaran itu. Sosok Malvin tiba-tiba datang, memposisikan dirinya dikursi depan Ralin

"Itu apa?" tanya Malvin

"Gak bisa baca lo ini apa" ketus Ralin tanpa melihat siapa yang berbicara

"Galakkkkk" barulah saat berkata demikian, Ralin mendongak

"Lah sejak kapan lo disini?" tanya Ralin

"Dari lo duduk terus ngebolak-balikin itu"

"Lahhh"

"Lahhh??" Malvin meniru

"Sumpah lo gak jelas banget, Vin"

"Lo juga ya Ralinsha" Malvin tak mau kalah

"Btw, lo jadinya tampil apa? Katanya kemaren kepilih jadi pianis lagi kan?" lanjut Malvin

"Idieee, rahasia lah. Belom ada pengumuman resminya. Bakalan di reveal secara bertahap"

"Udah macem guest star pensi aja bertahap. Tapi emang festival musik bergengsi sih"

"Iyalah mana gue tampil sama pujaan hatii" ucap Ralin tersenyum lebar

"Dih, galmon" ucap Malvin

"Cemburu bilang donggg" goda Ralin

"Iyaa gue cemburu" Malvin tiba-tiba. Membuat gerakan Ralin yang tadinya masih membolak-balikkan kertas terhenti. Tak lama setelah itu Malvin hanya membalasnya dengan cengiran, melanjutkan kegiatannya bermain game di handphone nya.

"Yang satu lagi ngecek partitur, yang satunya lagi main game. Minta ditemenin apa gimana nih ceritanya" sindir Erlang

"Iri lo gak ada yang nemenin?" balas Malvin

"Erlang bacot" ucap Ralin. Tak lama setelah berkata demikian sang gadis lantas pergi meninggalkan kelas yang sedang tak ada pelajaran kala itu,

"Mau kemana, Lin?" tanya Malvin

"Perpus" jawabnya singkat

"Ikuttttt" ujar Malvin yang langsung mengejar Ralin

"Lo sendirian kan? Gak sama Jevian?" tanya Malvin disela-sela perjalanannya menuju perpustakaan

"Lah ngapain? Gak liat lo kelas Jevian ada gurunya"

"Oh iyaya" kekeh Malvin.

Sesampainya di perpustakaan, keduanya lantas mendudukkan diri dengan posisi Malvin yang duduk dihadapan Ralin. Tak banyak yang Ralin bicarakan, dirinya sibuk menelisik lembaran-lembaran yang Yeski serahkan tadi. Sesekali membolak-balikkan buku yang sepertinya berisi nada-nada piano.

Unconditionally | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang