21 - The Day of Festival: Who Is She?

12 3 0
                                    

Setelah menuntaskan tugas yang mereka emban, kini keduanya langsung bergegas kembali ke waiting room. Ralin kembali menautkan tangannya pada lengan Jevian. Dress yang gadis itu pakai cukup panjang, membuat dirinya kesusahan saat berjalan.

Sesampainya di waiting room, Sheren langsung menyambut mereka heboh. Tak henti-hentinya memberikan pujian serta tepuk tangan yang diikuti oleh staff disana.

Senyum Jevian dan Ralin sukses merekah, membuat mereka akhirnya saling berpelukan. Tanda bahwa keduanya sama-sama mengapresiasi permainan masing-masing, juga sebagai sebuah tanda suksesnya penampilan mereka.

"Jevian, gue seneng bangettt" ucap Ralin di sela-sela kegiatan berpelukan nya

"Me too, Lin" jawab Jevian, laki-laki itu meletakkan dagunya diatas kepala Ralin. Merengkuh daksa gadis itu dengan damai, seolah tak ingin kehilangannya

Erat, Ralin merasakan bahwa pelukan yang Jevian berikan sungguh sangat erat. Bagai sebuah porselen yang bisa hancur kapan saja, bagai debu yang siap berterbangan kala angin menerpanya.

"Kerennn kerennnn, kalian kerennn bangettt" ucap Sheren

"Makasiii kakk" jawab keduanya tanpa melepaskan pelukannya. Hingga tak lama setelah itu, Yeski datang menghampiri. Tentu dengan tepukan yang kembali ia gema kan disana

"Kece looo keceee, Ya Tuhan. Keren bangettt temen gue, terharu gue" ucap Yeski yang memeluk keduanya

"Keren bangettt lo, sumpah. Ini penampilan terkeren selama gue sekolah disini" lanjut Yeski, membuat Jevian dan Ralin terkekeh pelan

"Yaaa thank you, kita emang keren" jawab Ralin bangga

"Iya dah, lu sombong aja gapapa Lin. Emang keren" balas Yeski, membuat keduanya tertawa

"Sana lo balik, ngapain disini. Mending nonton dah" usir Jevian

"Ohhh lo, mau melanjutkan agenda berpelukan lo kan. Wah parahhh" selidik Yeski

"Iya emang lo ganggu, Kiel. Sana dah huss" Sheren yang bersuara, membuat Yeski mendengus sebal

"Yayayaya, sebelum pergi ayo foto sama gue dulu. Gue mau pansos" ujar Yeski, keduanya pun menurut. Mengambil foto bersama tentu atas bantuan Sheren. Tak lupa Jevian dan Ralin melakukan hal yang sama juga, yaitu foto berdua.

Selepas kepergian Yeski, Sheren juga kembali ke kursi penonton. Yeski, Sheren, serta beberapa staff memilih kembali ke back stage kala mengetahui jika Jevian dan Ralin selesai tampil. Lalu memberikan apresiasi tambahan pada keduanya di belakang panggung.

Hingga setelah kepergian mereka, hanya menyisakan Jevian dan Ralin. Keduanya lantas kembali terkekeh mengingat penampilan mereka hari ini. Juga atas pujian-pujian yang mereka dapatkan.

"Gue laper" ucap Jevian, membuat Ralin tertawa mendengarnya

"Hahahahha, bentar ya. Dikit lagi selesai kok, makan camilan aja gih" ucap Ralin, Jevian lantas hanya menggeleng

"Gak ah, kalo makan camilan malah pas makan siang gak laper"

"Yaudahh, bentar lagi beres kok" ucap Ralin, Jevian hanya mengangguk patuh. Dan keduanya kini kembali duduk di sofa, sambil menonton sisa festival lewat saluran yang ada di televisi waiting room mereka.

Pukul satu kurang lima belas menit festival hampir berada di penghujung akhir, Ravellio datang bersama salah satu asistennya menghampiri sang adik di ruang tunggu. Tentu dengan dua buket bunga untuk Ralin serta Jevian

"Kakkkkk Lioo" sapa Ralin

"Oyyy utututu adeknya kakak, cantik bangettt" jawab Ravellio lalu memeluk adiknya

Unconditionally | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang