5 - Sun and Moon

10 3 0
                                    

Selepas pulang sekolah, Ralin langsung menuju ruang musik seperti biasa untuk latihan. Tapi kali ini ia tak menuju kantin lebih dahulu. Diletakkannya tas di meja dekat piano, lantas ia langsung mengeluarkan alat tulis serta partitur yang ia simpan di tas. Perkutatan nya dengan lembaran itu belum berujung final.

Tangannya kembali mengukir nada-nada baru disana, sesekali berfikir sambil mencoba nada piano di hadapannya. Untuk mengecek apakah sekiranya nada yang ia ubah ini masih seirama.

"Tumben udah dateng" ucap Jevian membuat Ralin terlonjak kaget

"Jevian anjing, gue kaget. Salam dulu kek" umpat Ralin yang langsung memegang dadanya

"Gue takut bukan lo, makanya sengaja gak salam" jawab lelaki itu singkat lalu meletakkan tasnya didekat tas Ralin. Tak lupa ia juga mengambil lembaran partitur miliknya

"Tumben gak ke kantin dulu?" lanjut laki-laki itu sambil mengambil posisi di samping Ralin. Sikunya ia topangkan pada body piano sebelah kanan. Netranya sibuk menelisik partitur ditangannya

"Cleo gak ada, maksudnya tuh latihan dari tadi sebelum balik. Gue ga suka makan sendiri" jawab Ralin

"Mau gue temenin?"

"Gak usah, gue emang lagi gak mood makan"

"Kenapa?"

"Kepo banget lo Jevian"

"Biasanya lo soal makan nomer satu"

"Hmmm aja gue mah" jawab Ralin lalu kembali fokus pada objek dihadapannya

"Lo ngubah intronya?" tanya Jevian

"Iyaa, gue ubah. Ada beberapa yang gue rasa gak cocok"

"Gak dimarahin Pak Agus?"

"Gue marahin balik lah"

"Heh!"

"Astaga, enggak Jev. Ini diubah dikit kok, kata Yeski juga gapapa"

"Kok gue gak tau?!" pekik Jevian

"Yaa jangan tanya gue? Tanya noh si Liu"

"Lo kalo kesel sama orang emang nyebut nama marganya ya, Lin?"

"You know me, Jev. Even before this" jawab gadis itu tanpa melirik Jevian sekalipun. Ia masih sibuk pada coretan dan kertas dihadapannya

"It's been a long time since we haven't had a conversation, right?" ucap Jevian yang membuat Ralin menghentikan aktivitasnya. Ralin tak menyangka bahwa Jevian akan membahas itu

"We? It's just you Jev" jawab Ralin tenang

"Gue kaget aja, dua tahun ditinggal ke Kanada balik-balik lo kaya orang asing buat gue. Bahkan dulu dari kecil kita udah bareng-bareng dan kita sempet jadian juga meskipun cuman sebentar. Jujur gue kaget dengan perubahan sikap lo begitu, gak cuman gue Renar juga" Ralin berucap panjang

"Sorry Lin, gue punya alesan buat itu" jawab Jevian sekenanya

"And you must tell me, Jev"

"I know. Nanti yaa" jawab Jevian sambil tersenyum

"Terusin dulu, kalo udah dan andaikan itu punya lo belum fix. Kita latihan yang buat duet aja" ucap Jevian lalu memilih duduk di kursi

"Yaaaa" jawab Ralin sambil memutar malas matanya menatap kepergian Jevian

-

Jika Ralin mengatakan bahwa dirinya sedang tidak mood untuk makan, itu hanyalah omong kosong belaka. Satu jam pasca ia dan Jevian latihan, gadis itu mengeluh lapar dan bosan dengan makanan kantin. Membuat Jevian dan Ralin memutuskan untuk membeli makanan melalui aplikasi. Lagipula di jam itu, kantin sudah mulai tutup.

Unconditionally | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang