Pukul dua belas lebih empat puluh lima menit siang, Ralin bergegas menuju rumah Jevian. Rumah yang mungkin sekian lama tidak pernah ia kunjungi. Terakhir kali saat mengantar Jevian ke bandara, mungkin sekitar hampir tiga tahun lebih.
Di gerbang utama, pemandangan pertama yang ia jumpai adalah taman yang dirawat dengan baik disana. Lalu ada ayunan yang terletak di samping kiri rumah itu. Ayunan yang menjadi saksi kenangan masa kecilnya dengan Jevian
Rumah dengan tiga lantai milik Arkadinendra, adalah pemandangan yang Ralin lihat sekarang. Rumah dengan cat putih serta ornamen dan perabot gaya glamor yang menyambutnya.
Rumah ini memang kediaman utama Jevian beserta orangtua dan kakaknya, jadi bisa dibilang sangat luas. Ralin tak langsung memencet bel, ia hanya mengirimkan pesan kepada Jevian bahwa ia telah sampai didepan rumahnya.
"Ralin!" sapa seseorang yang membukakan pintu untuknya
"Kak Thea!" dongak Ralin setelah dirinya terfokus pada handphonenya
"Kangen bangettt" ucap Theana sambil memeluk gadis dihadapannya itu, Ralin pun membalas pelukan Theana
"Apa kabar Ralin?"
"Baikk kakk, kakak gimana?"
"Baikk jugaa, ihh kangen bangettt. Setelah sekian lama gue di Indonesia, baru ketemu ini yaa"
"Hahahahah iyaa kak, baru sempet"
"Bosen tau gue ketemu nya Lio terus ih" adu Theana
"Hahahahah, makin rese kan kak?"
"Bangettt, ayoo masuk. Ditunggu Jevian tuh" ajak Ralin. Lantas keduanya langsung menuju ke tempat Jevian berada.
Ralin sudah lama tak pernah kesini, padahal tempat ini adalah saksi betapa banyaknya kenangan yang ia ciptakan bersama Jevian. Tata letak dan isinya masih sama, mungkin hanya bertambah beberapa foto yang terletak di meja.
Foto-foto saat Jevian menyelesaikan sekolahnya di Kanada, foto-foto wisuda kelulusan Theana di Kanada juga. Bahkan foto keluarga terbaru pun terpajang disana.
Ralin hanya menarik senyum tipis, kenangannya tentang ia dan Jevian tiba-tiba terputar di otaknya. Kenangan itu seolah mengiringnya untuk teringat pada masa-masa indah dulu.
Jevian terduduk di ruang keluarga yang ada di lantai tiga. Fokusnya menelisik lembaran-lembaran partitur yang ia pegang, hingga laki-laki itu tak menyadari kedatangan dua dara yang mengisi hidupnya.
"Jev, ini udah dateng" ucap Theana
"Hah? Oh okay. Makasii kak" jawabnya sambil beranjak dari sana
"Ayo Lin, langsung masuk aja ya" ajak Jevian, lantas Ralin hanya mengangguk
"Nanti minuman sama snacknya nyusul ya" tambah Theana sebelum turun. Baru saat hendak menuruni anak tangga tiba-tiba ucapa Theana mengejutkan keduanya,
"Jev, Arinsha mau ke Indonesia loh" ucap Theana yang tiba-tiba teringat hal itu
"Hah? Kok bisa?" tanya Jevian yang hendak membuka ruangan musik milik keluarganya
"Kemaren ngehubungin gue. Gak ada bilang apa-apa emang?" tanya Thena yang dibalas gelengan kepala Jevian
"Ohh okay, cuman mau bilang itu aja sih" final Theana yang kemudian menuruni anak tangga. Sedangkan dalam hati Ralin bertanya-tanya, siapa Arinsha? Apakah mungkin teman Jevian saat di Kanada. Namun ia hanya bisa memendam semuanya, nyalinya terlalu kecil untuk menanyakan itu. Terlebih urusannya dengan Jevian sekarang hanya perihal festival saja kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionally | Lee Jeno
Fanfiction"As long as it's with you.. I will love you unconditionally"