7 - Reveal

16 3 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul enam pagi, Ralin sudah selesai bersiap dengan seragam rapinya. Terakhir sebelum dirinya turun untuk sarapan, ia bercermin untuk memastikan jika penampilannya sudah cantik. Dirasa sudah cukup, gadis itu langsung menyambar tas dan blazernya. Lalu bergegas menuju meja makan, menyusul kakaknya.

Bau masakan yang menyeruak menyambut pagi Ralin. Dilihatnya sang kakak yang sudah bertengger di meja makan. Tak lupa dengan iPad yang berada di genggaman nya. Ralin memang sengaja mengulur waktu untuk sarapan, karena ia kesal sang kakak selalu seperti itu sebelumnya. Hari ini ia akan membalaskan dendamnya.

"Lama banget sih lo, ternak tuyul apa gimana?" ucap Ravellio

"Bacot lo, Lio. Ngaca anjir, lamaan lo" jawab Ralin yang tak mau kalah

"Cepetan makan, ntar telat"

"Tinggal ngajuin muka lo aja sih kak, auto dibuka gerbangnya"

"Kamprettt" jawab sang sulung. Hening, tak ada yang bersuara selepas itu. Keduanya sedang sibuk dengan alat makan nya masing-masing. Hanya ada suara sendok dan piring yang beradu pagi itu. Selesainya, mereka langsung bergegas sesuai tujuan masing-masing. Ralin pergi bersama Ravellio lagi kali ini.

"Latihannya gimana?" buka Ravellio

"Ya gak gimana-gimana lah" jawab Ralin

"Gue diundang kan ya besok, sama mama papa juga. Tapi kayanya mama papa gak bisa dateng"

"Bapak sama mak lo makin sibuk aja dah"

"Bapak mak lo juga btw, Lin"

"Oiyaya.."

"Liburan mau ke Kanada gak? Bokap lo buka cabang baru tuh. Masa kaga ikutan lo"

"Dih? Makin kaya juga bapak lo"

"Istighfar lo, Lin Lin. Dari tadi bopak bapak lo aja"

"Lo yang mulai ya Ravellio" ucap Ralin sambil menatap malas kakaknya

"Jadinya gimana? Ikutan gak?"

"Gak deh kak, gue males. Mau disini aja" tolak gadis itu

"Iyalah ditolak orang Jevian udah disini"

"Apa korelasinya anjir?"

"Ya lo makin betah disini, liburan kan gak mungkin Jevian ke Kanada"

"Gak sih, sebenernya gue takut dijodohin aja makanya gak mau ikut" ucap Ralin jujur

"Bagus dong, siapa tau lo dapet yang speknya lebih dari Jevian" jawab Ravellio bercanda

"Watch your mouth ya bestie" Ralin sambil menatap kakaknya malas

"Terserah lo dah Lin" pasrah sulung Pramudyta yang sepertinya lelah menghadapi sang adik

"Yayayayaya" respon Ralin malas. Ditengah perdebatan mereka yang tidak penting itu, tak terasa akhirnya keduanya telah sampai di depan gerbang sekolah Ralin

"Baik-baik lo sekolah" pesan Ravellio

"Ya, lo baik-baik kerja. Biar duit jajan gue banyak wkakaka. Dah gue sekolah dulu, bye kakkk" pamit Ralin

"Yaaa, untung lo adek gue Lin" monolog Ravellio.

Ralin kini sedang berjalan menuju kelasnya, karena luasnya sekolah Ralin kadang membuatnya kesal. Sarapan yang ia makan pagi tadi menjadi tak terasa. Rasa laparnya akan kembali lagi saat dirinya tiba dikelas, karena saking luasnya sekolah Ralin. Ditengah perjalanannya, tiba-tiba Ralin dijegal oleh seseorang yang ia kenal,

Brukk ..

"Aww" pekik Ralin

"Upss, sorry? Ralinsha" ucap gadis yang sengaja menjegal kaki Ralin

Unconditionally | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang