Chapter 25

1.2K 256 44
                                    

"Aruna kemana, Jev?"

Hesti celingukan mencari keberadaan Aruna yang tiba-tiba menghilang. Padahal beberapa menit yang lalu dia masih duduk di sampingnya. Gadis itu terlalu fokus menyaksikan penampilan dance dari kelas Perkantoran sehingga baru sadar kalau Aruna sudah tidak ada di sana lagi.

Jevin yang ditanya hanya diam. Pandangan lelaki itu masih tertuju ke arah depan padahal penampilan terakhir sudah selesai beberapa menit lalu. Hesti yang kesal karena diabaikan Jevin pun memukul lengan lelaki itu.

Lelaki yang hari ini memakai kaos hitam dan dilapisi dengan jaket jeans itu tersentak menerima pukulan dari Hesti.

"Kamu ngalamun, ya?"

"Nggak. Siapa yang ngalamun," jawab Jevin bohong. Sebenarnya dia tengah sibuk dengan pemikirannya soal Leo dan Vanya.

"Kalau ndak ngalamun aku tanya pasti kamu jawab. Itu kamu kelihatan kaget gitu pas aku pukul."

"Ya udah lo tanya lagi aja, ntar gue jawab."

Hesti berdecak kesal.

"Aruna kemana?" ulang Hesti menanyakan keberadaan teman mereka.

Jevin pun melihat sekeliling mencari sosok Aruna yang sudah tidak di sana. Dia benar-benar tidak sadar kapan Aruna pergi.

"Tuh kan ngalamun, makannya ndak tau Aruna pergi kemana!"

"Lo juga nggak sadar kan kalau dia pergi," balas Jevin tak terima.

"Aku kan fokus nonton, Jev," ucap Hesti membela diri. Mereka berdua diam beberapa detik sampai Hesti menyadari ada yang aneh dengan Jevin.

"Kamu keliahatan banget ada yang dipikirin loh, Jev," celetuk Hesti.

"Apaan, sih," kilah Jevin.

"Apa ini tentang Aruna?" cecar Hesti lagi.

Jevin memutus kontak mata dengan Hesti. Sepertinya dia memang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan yang tengah ia rasakan.

"Ngaco lo!" ucap Jevin sambil memutar-mutar Blackberry miliknya untuk mengalihkan rasa gugup.

Hesti menarik tubuh Jevin, memaksa temannya itu untuk menghadap ke arahnya.

"Aku ndak bisa dibohongi kalau menyangkut hal seperti ini, Jev. Dari gestur kamu saat bersama Aruna tadi saja sudah kelihatan kalau kamu khawatir sama dia."

Jevin mengeryitkan dahinya. Ini hanya Hesti yang memang terlalu peka dengan keadaan sekitar atau selama ini perasaannya pada Aruna terlihat jelas?

***

"Vanya kemana?"

Aruna yang baru bergabung dengan Scarlet Girl bertanya di mana keberadaan Vanya yang tak ada bersama Feli dan Gisel.

Kedua teman Aruna itu kompak mengedikan bahu.

"Kita telpon nggak diangkat, di-BBM cuma D aja," jawab Gisel. "By the way, lo juga sama. Ditelpon nggak diangkat. Kita ngiranya lo nggak berangkat malah," lanjutnya. Feli mengangguk menyetujui ucapan Gisel.

"Gue naik angkot terus macet makanya gue barusan banget sampe, nih," jawab Aruna. Gadis itu mengambil Blackberry miliknya dari dalam tas. Benar saja ada beberapa pesan dari Feli dan Gisel. Mereka juga menelpon.

Aruna kemudian mendaratkan pantatnya di bawah pohon Flamboyan yang ada di pinggir lapangan. Spot tersebut merupakan tempat favorit anak-anak ketika ada acara seperti sekarang. Selain sejuk, view panggung juga terlihat jelas dari sini.

Back To School✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang