Chapter 1

3.2K 414 28
                                    

Apa yang akan kalian lakukan saat memergoki tunangan kalian berselingkuh dengan sahabat kalian sendiri beberapa hari menjelang pernikahan?

Glendia Aruna ialah gadis yang baru saja mengalami nasib sial itu. Beberapa hari menjelang hari bahagianya, dia justru dikejutkan dengan kenyataan sang tunangan tidur dengan sahabatnya sendiri.

Hancur sudah pasti. Marah, jangan ditanya lagi! Pacaran sembilan tahun dan ini yang dia dapatkan?

Selain merasakan sakit hati dikhianati oleh dua orang terdekatnya, dia juga harus menanggung malu karena pernikahannya dibatalkan setelah undangan disebar. Double sialnya!

Tapi meratapi nasib dengan menangis seharian di dalam kamar tidak akan membuat semuanya kembali seperti tidak ada masalah, kan? Bukan berarti dia tidak menangis, hanya saja Aruna sudah melewati masa-masa itu dan dia kini sadar kemarin dia terlalu bodoh menangisi orang-orang seperti mereka.

Cuti menikah yang telah terlanjur di acc oleh atasan dia gunakan untuk menenangkan diri di kampung salah satu sahabatnya, Feli. Aruna percaya jika keindahan alam pedesaan mampu mengobati rasa sakit yang dia derita... walaupun hanya sedikit.

"Baunya anyir, Fel!" Aruna menjauhkan gelas bambu berisi air yang diambil dari sendang yang ada di depan mereka. Mereka berdua sedang ada di sendang yang orang-orang percaya airnya mampu mengabulkan permintaan.

Gadis yang dipanggil dengan sebutan Fel itu mendengus.

"No pain no gain, Na! Udah cepet minum!" Feli mendekatkan kembali gelas bambu itu ke mulut Aruna sehingga mau tak mau Aruna pun meneguknya.

"Yeah, good girl!" Feli senang sahabatnya menghabiskan isi gelas bambu tersebut. Sedangkan Aruna memasang ekspresi tidak suka karena air yang baru saja masuk ke mulutnya benar-benar tidak enak.

"Lagian udah jaman modern gini lo masih percaya aja sama takhayul," gerutu Aruna kesal. Gadis berambut blonde itu mengecap-ngecapkan lidahnya. Rasa anyir air itu masih terasa. "Kalau minta tuh sama Yang di atas, nanti kita jatuhnya musyrik lagi," lanjut .

"Ya Allah, Na... Ini tuh cuma buat iseng-iseng berhadiah aja. Kalau bener permintaan lo terkabul, ya alhamdulillah, kalau nggak ya buat have fun aja," balas Feli enteng.

Have fun bagi Feli saat melihat ekspresi tak suka Aruna. Aruna kembali mendengus saat mendengar jawaban sahabatnya.

"Btw, apa yang lo minta tadi?" tanya Feli dengan wajah penasaran.

Aruna kembali mengingat keinginan yang dia ucapkan dalam hati sebelum meminum air dari sendang itu.

"Gue pengen minta maaf," lirih Aruna.

"Hah? Minta maaf?" ucap Feli bingung. Gadis tinggi dengan rambut panjang berponi itu memegang pundak sahabatnya dan berkata, "Gini yah, Na, di sini posisinya lo yang disakiti jadi yang harusnya minta maaf itu mereka," lanjut Feli. Dia mengira otak sahabatnya error efek dikhianati tunangannya.

Aruna memutar bola matanya malas. Entahlah, kenapa sahabatnya yang satu ini sering sekali punya pemikiran-pemikiran absurd.

"Gue bukan pengen minta maaf ke orang yang ada di pikiran lo," ujar Aruna meluruskan.

Feli lalu mendekatkan wajahnya ke Aruna.

"Terus?"

Aruna diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Feli. Ingatannya menerawang ke kejadian bertahun-tahun silam saat dia masih duduk di bangku sekolah. Entah mengapa dia meyakini bahwa nasib sial diselingkuhi dan gagal menikah adalah karma dari kejadian itu.

Back To School✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang