"Sayang?"
Aruna yang tengah berada di boncengan Leo hanya berdehem menjawab panggilan pacarnya. Mereka baru saja pulang sekolah dan seperti biasa Leo mengantarkan Aruna.
"Besok malam kayaknya aku nggak bisa pergi deh."
"Pergi kemana?" tanya Aruna dengan polosnya.
Leo yang mendengar pertanyaan Aruna terkekeh. "Kamu akhir-akhir ini sering pura-pura amnesia, ya," ledek Leo.
Aruna memutar bola matanya malas.
"Amnesia mbahmu!" batin Aruna mengumpat. Walaupun begitu Aruna pura-pura ikut terkekeh.
Dalam hati dia juga penasaran, emang dia sama Leo janjian pergi kemana, sih? Pasalnya Aruna baru saja lompat waktu tiga bulan dari kejadian pengumuman lomba Akuntansi kemarin, jadi dia sama sekali tidak ingat ada kejadian apa saja di tiga bulan terakhir.
Tapi satu hal yang sangat Aruna syukuri, dia tidak harus mengikuti lomba itu lagi dan yang pasti dia tidak perlu latihan setiap hari selama libur akhir semester. Seperti yang Aruna bilang dia sudah sangat muak dengan segala hal yang berbau Akuntansi.
"Sayang, kok diem? Kamu marah ya sama aku?"
Pertanyaan Leo membawa Aruna kembali ke alam sadar. Aruna tidak sedang ngambek karena Leo tidak jadi mengajaknya pergi entah kemana, tapi dia sedang memikirkan kemana kira-kira mereka akan pergi.
"Hm... Nggak, kok," jawab Aruna. "Gue malah seneng kalau nggak harus pergi sama lo," lanjutnya yang tentu saja hanya dalam hati.
"Kalau kamu pengen banget pergi ajak aja Feli atau Gisel. Sayang kan tiketnya kalau nggak dipakai," lanjut Leo yang fokus mengendarai motor sport miliknya.
"Tiket? Apa nonton kali, ya?" batin Aruna bertanya-tanya.
"Emang kamu mau ke mana?" tanya Aruna, dia mencoba mengorek informasi akan kemana sebenarnya rencana mereka besok dengan memancing obrolan dengan Leo.
"Aku ada latihan MP*. Bulan depan kan ada kompertisi, jadi frekuensi latihan juga ditingkatin. Nggak enak kalau harus izin," jelas Leo. "Tiketnya udah di kamu, kan?"
"Ah... iya," gagap Aruna. "Tiketnya di aku kok."
Sesampainnya di rumah, gadis yang masih memakai seragamnya itu mengeluarkan semua isi tasnya. Dia membalik tas miliknya setelah semua buku ia keluarkan dan dua tiket konser terjatuh di tempat tidur. Aruna mengambil dua lembar tiket itu.
"Konser Mocca?" gumam Aruna. "Perasaan gue nggak pernah nonton konser band ini deh."
Aruna jelas heran pasalnya dari segi musik dulu dia menyukai genre musik KPop, tapi kenapa dia tiba-tiba malah ingin menonton konser band asal Bandung itu? Seingatnya Leo juga tidak terlalu suka musik, jadi tidak mungkin Leo yang mengajak Aruna untuk menonton band yang sudah terkenal secara internasional itu. Apa jangan-jangan ini tiket hasil give away?
"Wow, tiket konser!"
Aruna berjingkat kaget saat Jiya tiba-tiba ada di belakangnya.
"Kenapa sih lo suka banget bikin gue jantungan?!" dumel Aruna. Jiya hanya terkekeh, lalu peri bergaun putih itu mengambil dua lembar kertas yang sedang Aruna pegang.
"Kamu mau menonton konser?" tanya Jiya sambil membaca tiket tersebut. Di sana tertulis jika konser itu akan dilaksanakan besok malam.
"Gue juga nggak tau," jawab Aruna sambil mengedikan bahu. "Aneh banget tau nggak, padahal gue nggak ngerasa pernah nonton konser itu. Apa gue mau dapat hikmah lagi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/280938163-288-k22064.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To School✔
Teen FictionGlendia Aruna. Gadis berusia 24 tahun itu percaya kesialan gagal menikah yang ia alami adalah karma buruk atas perbuatannya pada seorang lelaki bertahun-tahun silam. Saat dia diberi kesempatan untuk meminta maaf pada lelaki tersebut, ternyata ada ha...