"TUNGGU BU!!!"
Aruna buru-buru mengangkat tangan saat dia sudah bisa mengendalikan tubuhnya. Sontak saja dia menjadi pusat perhatian seisi kelas. Rere yang sudah di ambang pintu bahkan menghentikan langkahnya saat mendengar suara Aruna yang memanggil guru Biologi mereka.
"Ada apa, Aruna?" tanya Bu Ira.
"Saya..."
Aruna memejamkan mata kemudian mengucapkan kalimat selanjutnya dengan cepat.
"Saya yang nyontek, Bu. Itu kertas punya saya, bukan Rere."
Aruna membuka mata perlahan setelahnya. Anak-anak sekelas terlihat kaget, mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Aruna adalah anak paling pintar di kelas, bahkan dia rangking satu paralel untuk jurusan Akuntansi. Mana mungkin dia menyontek hanya untuk ulangan Biologi. Sesuatu yang hampir mustahil.
"Kamu jangan coba-coba menutupi kesalahan teman kamu, ya!" peringat Bu Ira. "Saya bisa saja kirim kamu ke luar kelas bersama dia," lanjutnya.
"Tapi itu beneran punya saya," ucap Aruna meyakinkan guru Biologinya. "Saya akan ke luar kelas, tapi biarin Rere ikut ulangan. Dia nggak bersalah, Bu," pinta Aruna.
"Kalau Renita adalah teman baik kamu, bukan begini cara kamu menyayanginya. Kamu harusnya mengajaknya belajar, bukan melindungi dia disaat dia melakukan kesalahan," tegas Bu Ira. Aruna terlihat kesal karena wanita itu tidak percaya padanya. Padahal dia kira Bu Ira akan langsung percaya dan langsung menghukumnya. Ternyata tidak sesederhana yang dia bayangkan.
"Tapi, Bu, Renita beneran nggak salah. Saya yang nyontek. Harusnya saya yang keluar kelas, bukan Rere."
"Baik kalau itu mau kamu. Silakan kamu ke luar kelas dan saya akan anggap kamu tidak mengikuti ulangan ini."
Aruna mengulum senyumnya. Akhirnya wanita itu percaya juga. Dia kemudian berdiri, namun baru satu langkah berjalan Bu Ira kembali berucap sesuatu yang membuat senyum Aruna luntur.
"Silakan kamu temani Renita di luar kelas. Kalian berdua saya alpa."
"Tapi, Bu, bukan gini maksudnya. Saya yang..."
Belum selesai Aruna memprotes, Bu Ira dengan cepat memotongnya.
"Saya tidak suka ada anak yang berbohong. Apalagi demi membela temannya yang jelas-jelas bersalah."
"Tapi yang nyontek kan saya! Rere nggak tau apa-apa!" Aruna kembali ngotot. Dia bahkan menaikan nada bicaranya. Kalau Rere tetap dikeluarkan dari kelas dan dianggap alpa, artinya misi Aruna hari ini gagal.
Bu Ira menunjuk pintu kelas dan menyuruh Aruna segera keluar.
"Silakan keluar, jam pelajaran saya tinggal sebentar dan yang lain harus menyelesaikan ulangan mereka."
Dengan kesal Aruna menghentakan kakinya lalu menarik tangan Rere dan membawa gadis yang telah ia jadikan kambing hitam itu ke luar kelas.
***
"Re, gue nggak tau harus ngomong apa sama lo. Gue bener-bener minta maaf. Gara-gara gue, lo jadi nggak bisa ikut ulangan."
Rere yang duduk di depan Aruna hanya melipat kedua tangan di depan dada dan menatap Aruna dengan dingin. Kedua gadis itu sedang berada di perpustakan sekarang, menunggu ulangan Biologi selesai dan mereka akan kembali ke kelas... ah Rere harus ke BK dulu untuk mempertanggungjawabkan kesalahan yang tidak dia buat.
"Gue bakal lakuin apapun asal lo mau maafin gue," tambah Aruna memohon saat Rere tak merespon ucapannya.
Rere berdecak kesal mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To School✔
Teen FictionGlendia Aruna. Gadis berusia 24 tahun itu percaya kesialan gagal menikah yang ia alami adalah karma buruk atas perbuatannya pada seorang lelaki bertahun-tahun silam. Saat dia diberi kesempatan untuk meminta maaf pada lelaki tersebut, ternyata ada ha...