37. Pasar malam

1.5K 176 11
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy Reading📖

'Sholat bersama mu pertama kalinya membuatku sangat bahagia. Bahkan aku berpikir, aku adalah laki-laki paling bahagia saat itu,'
-Willy Afrizaldi.

***

Willy terus memandang pemandangan di depannya tanpa berpaling. Sudah 20 menit dia berjongkok meletakkan tangannya di pinggiran ranjang.

Matanya senantiasa menatap Gadis berambut sebahu yang tertidur dengan wajah polos.

Mengulum bibirnya menahan senyum. Willy menusuk-nusuk pipi Vira yang sedikit berisi dengan jari telunjuknya.

"Wake up, babe.." bisik Willy menusuk-nusuk pipi Vira pelan. Vira mengeliat merasa terusik, walaupun begitu, matanya masih saja tertutup tidak berniat membukanya.

"Wake up, babe.." bisik Willy lagi di telinga Vira. Vira membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya di ruangan.

Vira menatap Willy yang menatapnya dengan tatapan teduh. "Eungg.. kenapa?" Tanya Vira dengan suara serak khas bangun tidur.

Bulu kuduk Willy berdiri. Merinding. Suaranya itu loh.. Terdengar seksi di telinga Willy.

Willy menggelengkan kepalanya pelan. Mengusir hal-hal dewasa yang tiba-tiba masuk kedalam otaknya dengan tidak elitnya.

"Hm.. bangun udah mau magrib. Mandi, wudhu terus sholat." Ucap Willy merapikan rambut Vira yang berantakan.

Vira beranjak duduk. Dia mengangguk-anggukkan kapala dengan mata yang sesekali terpejam.

"Hmm." Gumam Vira. Dia berjalan menuju kamar mandi, dan membersihkan diri. Willy tersenyum tertahan.

Dia mengeluarkan ponsel dan membuka galeri yang terdapat foto-foto Vira yang dia ambil secara diam-diam tanpa di ketahui sang empu.

Memasukkan ponsel kedalam saku. Willy keluar untuk mengambil wudhu di kamar Vira.

Keluar dari kamar mandi. Vira melihat Willy yang sudah tampan dengan sarung, peci dan baju koko yang melekat sempurna pada Willy.

Vira menaikkan sebelah alisnya. Dilihat-lihat... Willy berkali-kali lipat lebih tampan kalau seperti ini. Aura kalemnya sekarang ini membuat Vira tidak berani menatap Willy.

"Udah mandi sama wudhunya?" Tanya Willy. Vira mengangguk. Gadis itu mengenakan mukena.

Suara adzan Maghrib berkumandang. Mereka segera sholat dengan Willy sebagai imamnya.

Kalau seseorang yang melihat mereka seperti ini, pasti mereka langsung berpikir bahwa dua insan itu adalah suami-istri yang saling mencintai.

"Assalamualaikum warahmatullaah, assalamualaikum warahmatullaah."

Willy membalikkan badannya kebelakang. Dia tersenyum. Menyodorkan tangannya pada Vira dan dengan malas, Vira mencium punggung tangan Willy.

Mendekatkan diri pada Vira. Willy mencium kening Vira dengan lembut.

Tubuh Vira menegang sesaat. "Hm." Vira menjauh kan dirinya dari Willy dan melepaskan mukenanya.

***

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang