53. Bingung

1.4K 164 13
                                    

Sudah direvisi.

Hehe akhirnya up lagi.

Jangan lupa vote dan komen ya pren😊👍
Happy Reading📖.

***

Sudah hampir satu jam Vira hanya terdiam. Matanya tertutup dengan wajah datar. Pikirannya berkecamuk.

Seharusnya ia tau keputusan yang diambil dirinya ini benar, tapi kenapa ia malah ragu.

Ragu untuk melepas Willy, dan takut juga dia tidak memilih pilihan nya yang pertama.

Perasaan sedikit sesak saat dia berkata dengan lantang akan membuang Willy begitu saja setelah keinginannya tercapai membuat hati Vira sesak.

Vira tidak mengerti dirinya sendiri. Sebenarnya dia kenapa? Kenapa dia tidak rela, seperti ditusuk sebuah belati yang membuat Vira seakan tidak bisa mengerti dirinya.

Seperti keinginan tidak melepaskan, tapi bagaimana dengan pacarnya? Dia melakukan ini untuk Callista dan dirinya.

Lantas apa yang harus ia pilih?

"Kenapa sih?," Tanya Romi bingung sebab Vira yang diam tidak mengeluarkan suara sama sekali.

Padahal mereka sudah duduk disini hampir satu jam. Tapi tetap saja gadis itu hanya diam larut dengan pikirannya.

"Gue nggak tau." Jawab Vira pada akhirnya setelah terdiam cukup lama.

"Apa sih yang lo pikirin?" Romi meminum minumannya dengan mata yang menatap lurus kepada Vira yang duduk didepannya.

"Hubungan gue. Kenapa gue jadi ragu pisah sama dia?" Gerutu Vira dengan muka masam.

Kepalanya dia letakkan di meja. Tangannya memutar-mutar korek dengan mulut yang terus berceloteh.

Badannya terlihat bergetar pelan, bukan, bukan karena menangis, tapi karena menertawakan dirinya sendiri yang tiba-tiba menjadi gadis plin-plan.

Tidak pernah dia ada di situasi seperti ini, harus memilih antara pujaan hati atau suami.

Sungguh Vira ingin memaki-maki tuhan yang memposisikan dirinya sekarang. Romi terlihat mengerutkan keningnya.

Tangannya mengetuk-ngetuk meja dengan kuku tajamnya. Bibirnya menipis terlihat sedang berpikir.

Merasa sang lawan bicara tidak membalas ucapannya membuat Vira mengeram rendah.

Dia mengangkat kepalanya dan menatap tajam pada Romi yang terlihat melamun dengan mata melotot.

"Aduh!." Romi merintih dengan memegang puncak kepalanya yang ditabok oleh Vira.

Dia mengalihkan pandangannya kepada sang pelaku yang malah menampilkan wajah tanpa dosa.

"Kasih gue solusi kek! Bantu gue anjir." Kesal Vira dengan tangan yang melepas jaket yang dia pakai. Meletakkan jaket itu dikursi.

"Gue juga bingung." Balas Romi pelan. Vira memalingkan wajahnya kesal.

"Dasar."

"Gue nggak pernah ada diposisi lo saat ini Valenia. Keputusan ada ditangan lo, ikuti aja kata hati lo sendiri Valenia. Kalok lo pilih Willy, lo harus siap sama resikonya. Tapi kalok lo pilih Callista, lo juga harus siap sama apa yang lo tanggung nanti. Setiap pilihan lo, pasti ada yang harus lo tanggung."

"But, kalok gue jadi lo, gue pasti pilih dua-duanya." Maruk Romi dengan senyum menggoda.

"Cih, maruk banget lo jadi cowok." Sinis Vira menyentil kening Romi.

"Lh emang kenapa, hahaha." Romi tertawa keras. Prinsip Romi, kalok bisa dua kenapa harus satu.

Dari pada pusing memilih diantara mereka berdua, lebih baik pilih dua-duanya bukan?

Pendek kan? Aku tau.

Saat aku tanya ke kalian, mau ending yang seperti apa. Kalian pilih happy ending kan?

Kenapa sih harus happy ending?

Kan sad ending lebih menantang.

Next?

Aku up selanjutnya sesuai mood ya.

11 Desember 3021

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang