24. Curhatan Alana

3.2K 330 61
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy reading ❤️

'Tetap lah hidup, walaupun dunia tidak pernah adil dengan mu. Karena tidak semua yang kau inginkan bisa tercapai'
-Zara Adisty

***

Sekarang sudah waktu sore jam 04.27 sore. Disini Vira, Zara, Alana berada, di kafe dekat sekolah.

Mereka sudah ada disana hampir satu jam dan hanya ada keheningan. Zara memandang Alana yang masih menangis. Dia menepuk-nepuk pundak Alana. Alana mendongak.

"Cerita kalau ada masalah Al," Ucap Zara masih dengan menepuk-nepuk pundak Alana.

Alana menunduk, kemudian mengangkat kepalanya mengangguk pelan.

"Vira, Zara, kemarin gue berantem sama keluarga gue,"

"Gue ngungkapin apa yang nggak gue suka sama mereka dan lo tau apa jawaban mereka?" Zara menangapi dengan geleng sedangkan Vira hanya diam menyimak.

Alana terkekeh kecut. Tangannya menghapus air mata yang turun dari pelupuk matanya. Perkataan papahnya kemarin itu benar-benar mengejutkannya dan membuatnya terluka.

"Kamu mau tau kenapa saya nggak pernah adil sama kamu, nggak pernah peduli sama kamu, nggak pernah ada buat kamu? Itu karena kamu bukan anak kandung dari saya! Dan kamu cuma anak adopsi yang beruntung karena kita angkat jadi bagian keluarga ini! Jadi buat apa saya peduli dengan anak adopsi seperti mu!"

"Gue bukan anak kandung orang tua gue, kata mereka gue cuma anak yang diadopsi dari panti asuhan, gue nggak berhak buat dapat kasih sayang papah karena gue cuma anak adopsi," Ungkap Alana pelan, perkataan papahnya kemarin benar-benar menyakiti hatinya.

Zara dan Vira diam, bingung harus apa. Mereka tidak habis pikir dengan papah Alana, seharusnya walaupun Alana cuma anak adopsi seharusnya juga disayang, kalau gitu ngapain adopsi tapi malah tidak disayang.

Vira menghembuskan nafas panjang, dia menepuk pundak Alana menguatkan. "Jangan terlalu terpuruk, menangis boleh, tapi sewajarnya saja, sekarang yang harus lo lakuin adalah bagaimana cara menemukan keluarga kandung lo, gue akan bantu lo."

Alana menatap Vira dalam, walaupun perempuan itu terlihat cuek, dia sangat perhatian dengan orang disekitarnya walaupun dengan caranya sendiri.

"Iya bener itu kata Nova. Nanti kita akan bantu cari keluarga kandung lo Al!" Seru Zara bersemangat.

Alana tersenyum haru. Beruntung sekali dia mendapatkan sahabat seperti mereka berempat.

Dia sungguh-sungguh merasa bersyukur pada Tuhannya.

'Tuhan, terimakasih atas semua berkat yang Tuhan berikan hari ini.
Terimakasih sudah menemukanku dengan mereka, yang mau ada disisi ku saat aku terpuruk. Jadikan lah aku selalu menjadi orang-orang yang bersyukur kepada-mu di manapun dan pada situasi apapun.' batin Alana bersyukur.

"Tapi itu nggak mungkin," bimbang Zara, bagaimana caranya coba?

Alana yang mengerti, mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Kita bisa pakai ini..!"

"Hah?"

"Ini itu..."

***

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang