32. Mabuk

3K 249 65
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy reading ❤️

'Tuhan akan menghapus perasaanmu kepada seseorang, Jika seseorang itu memang tidak layak denganmu,'
-Riski Andara Pratama.

***

Setelah sampai di rumah Callista, Vira buru-buru turun dari motor dan memasuki rumah sang pacar.

Saat sampai di dalam. Vira bisa melihat Callista yang sedang menata makanan di meja makan.

Vira berjalan menuju Callista dan memeluk gadis itu dari belakang. Meletakkan dagunya di bahu Callista.

Sesaat, tubuh Callista membeku tapi kembali rileks. "Kangen," ucap Vira sedikit merengek. Dia mengeratkan pelukannya membuat Callista sesak.

Callista memukul tangan Vira. "Jangan erat-erat, sesak." kata Callista kesal, tapi dihiraukan oleh Vira.

"Ngapain?" Vira menatap makanan di atas meja. "Oh. Nata makanan lah, apa lagi. Udah lah yuk makan." Callista melepaskan tangan Vira dari pinggangnya. Dia menarik tangan Vira untuk duduk.

"Nih." Callista menyerahkan piring yang sudah dia isi oleh lauk pauk.

"Makasih." ucap Vira tersenyum. Dia memakan makanan buatan Callista. "Enak," komentar Vira.

"Iya lah. Aku gitu loh." ucap Callista bangga. Vira terkekeh. Menggeleng-gelengkan kepala.

Mereka makan tanpa bicara. Setelah selesai, sekarang mereka berada di ruang tamu sembari menonton TV yang melihatkan dua botak kembar.

Lebih tepatnya, Callista yang menonton, sedangkan Vira sedang berbaring dengan paha Callista sebagai bantalnya.

"Sta," panggil Vira pelan. Gadis itu memainkan jari Callista.

"Hmm." gumam Callista masih menatap TV. Vira berdecak. Ingin sekali ia menghancurkan TV itu sehancur-hancurnya, tapi nanti dia malah di marahin.

"Ih lihat aku." ucap Vira menahan kesal.

"Kenapa, sih?!" tanya Callista sama kesalnya. Bibir Vira mengerucut. Dengan kesal, Vira membenamkan wajahnya ke perut rata Callista.

Callista di buat bingung sendiri. Biasanya kalau Vira marah atau kesal dia tidak akan bersikap manja seperti ini, tapi ini kenapa?

Callista mengaruk tengkuk bingung. Dengan pelan, Callista mengusap-usap rambut halus sebahu sang dominan.

"Kenapa?" Tanya Callista lagi dengan suara yang lembut. Dia harus sabar untuk menghadapi bayi besar yang sedang merajuk.

"Jangan bentak." Rengek Vira yang suaranya terendam diperut Callista.

"Iya." Jawab Callista sabar. Hening beberapa menit sampai Vira kembali mengeluarkan suara.

"Willy udah tau." Kata Vira to the poin. Callista diam terkejut. "Bagaimana bisa?"

"Nggak tau. Dia main nyelonong gitu aja masuk ke kamar aku saat aku lagi di ruang tamu. Tau tau dia lembar buku aku gitu aja sambil bentak-bentak ga jelas. Huh.. Gitu aja marah."

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang