43. Takut

1.3K 158 6
                                    

Sudah direvisi.

Happy reading
Jangan lupa Vote dan komen!

'Wajah itu menyeringai dari kegelapan di dalam salah satu ruangan kosong'
-Alodie Camila-

👁️👄👁️

👁️👄👁️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👁️👄👁️

Saat ini Vira berjalan di lorong koridor yang sepi. Gadis itu membuka bungkus permen gagang dan memasukkan nya kedalam mulut.

Tangan kanannya ia masukkan kedalam saku Hoodie. Berjalan dengan santai.

Sampai sebuah tepukan dipundak nya membuatnya menoleh. Vira mengangkat satu alisnya.

Alodie berdiri di depannya dengan berkacak pinggang. Ditangan kirinya terdapat sebuah buku note.

"Apa?" Tanya Vira. Alodie menatap Vira tajam.

Jarinya mengetuk-ngetuk buku note. "Ini udah jam berapa? Kenapa masih keliaran di luar kelas?"

Vira melihat jam tangannya dan mengangkat bahu. "08. 27."

"Terus?" Alodie mengigit bibir gemas.

"Ya terus?"

Kesal. Alodie menyeret Vira untuk kembali melajukan jalannya. Sedari tadi, Alodie tidak segan-segan mengumpati gadis itu.

Apa apaan! Kenapa tidak peka sekali. Sampai di lorong ujung. Langkah Alodie terhenti. Vira menatap Alodie bingung.

Gadis itu menatap Alodie yang terus menatap sebuah ruangan tanpa pencahayaan yang tidak pernah digunakan. Terlihat sangat jelas raut terkejut dan ketakutan milik Alodie.

Sadar dengan apa yang dilihat oleh Alodie. Vira segera membawa Alodie pergi dari sana.

Alodie masih membeku. Apa yang dia lihat barusan membuatnya sangat ketakutan.

Wajah yang hancur dengan darah yang menetes kelantai. Jangan lupakan senyum menyeringai yang ditunjukkan untuk dirinya.

Badan Alodie bergetar. "Hei!" Seru Vira mencoba menyadarkan Alodie yang masih dalam mode ketakutan.

Alodie menoleh kaku. Tubuhnya akan limbung kalau saja Vira tidak menahannya.

"Kenapa? Kaget?" Tanya Vira mendudukkan Alodie di sofa ruang OSIS.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang