46. Perkataan yang terpotong

1.2K 152 40
                                    

Sudah direvisi.

Jangan lupa Vote dan komen!
Happy reading

'Jangan pernah mencintai dua orang dalam satu hati'
-Willy Afrizaldi-

***

"Raynar!" Panggil Willy kepada Raynar yang tengah melamun.

Raynar mengerjakan matanya. Dia menoleh menatap Willy yang duduk disampingnya.

Keringat di dahi pemuda itu membuat Willy terlihat semakin seksi. Menghela nafas. Laki-laki berambut sedikit panjang itu kembali menghadap ke depan.

Mengernyitkan alisnya. Willy menyerahkan botol air mineral nya. Dan diterima dengan baik oleh Raynar.

"Kenapa?"

"Nggak papa." Raynar menggeleng.

Willy berdecih. "Eh gue masih nggak ngerti sama lo." Ucap Willy tiba-tiba.

"Maksud lo Gimana?" Bingung Raynar mengaruk tengkuknya.

Menghembuskan nafasnya sabar. Matanya menatap kelas Vira. Senyumnya mengembang saat Vira juga balik menatapnya.

"Lo tuh ya. Kenapa nangis pas kembaran lo udah ketemu lagi. Kan harusnya lo bahagia." Oke, ucapan Willy mewakili perasaan kita.

Raynar menatap tajam kearah sepatunya. "Gue sedikit benci sama dia."

"Why? Gara-gara dia lesbian?" Willy mengangkat alisnya.

Menggeleng. Matanya menatap datar Willy. "Bukan karena itu. Gue benci sama dia karena dia pernah bun--"

"Woi! Malah enak-enakan ngadem disina sedangkan gue sama Daffa kepanasan!" Teriak Riski yang sedang hormat bendera menjalankan hukuman.

Bukan Daffa dan Riski saja yang dihukum. Tapi mereka berempat sih. Alasan nya karena ketahuan bolos.

Raynar menatap malas Riski. Dia berdiri. "Iya, iya!"

Pergi ketengah lapangan meninggalkan Willy yang masih penasaran dengan perkataan Raynar yang terpotong tadi.

***

Keadaan kelas Vira sedang jam kos. Dia berdiri dan duduk di bangku depan. Disampingnya terdapat gadis berkacamata yang menatap dirinya dengan sedikit canggung.

Aiza Alviona namanya. Gadis yang pernah menjadi salah satu korban bully dari pemilik tubuh.

Gadis nerd yang mendapatkan peringkat pertama kelas tahun lalu. Gadis itu tidak memiliki teman disekolah ini.

Tapi memiliki tunangan disekolah lain. Itu pun hubungan mereka sangat aneh. Tidak ada cinta dihubungkan mereka. Pertunangan itu pun dengan paksaan dari kedua orang tua mereka masing-masing.

Aiza menatap Vira takut. Mengerti dengan ketakutan gadis disebelahnya, "Ga usaha takut. Gue nggak akan buli lo lagi." Ucap Vira meyakinkan yang membuat Aiza mengangguk sedikit kaku.

"I-iya." Gugupnya. Tangannya memilin ujung seragamnya. Matanya bergerak liar melihat-lihat sekitar.

"Eh. Itu, emm.. Willy lihatin kamu." Kata Aiza menoleh menatap Vira yang menelungkupkan kepalanya.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang