29. Nginap di rumah 'Mertua?'

2K 248 25
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy reading ❤️

'Singkat saja.
Aku mencintainya dalam dua waktu, Sekarang dan selamanya,'
-Willy Afrizaldi.

***

Berkali-kali decakan kasar keluar dari mulut seorang pemuda. Willy mengerutu sedari tadi karena tidak menemukan Hoodie kesayangannya.

Kamarnya sekarang sangat berantakan. Celana dan baju-baju berceceran di lantai.

Willy terus mencari Hoodie nya. membuka semua lemari berusaha menemukan apa yang ia cari.

"Ih. Mana sih?" Gerutu Willy berdecak kasar. Dia mengusap rambutnya frustasi.

"Huaaa. Di mana sih!?" Matanya bahkan sampai berkaca-kaca sangking kesalnya.

Vira yang berada di bawah menunggu Willy, kesal. Sudah 1 jam dan cowok itu belum juga turun.

Vira menatap jam dipergelangan tangannya. Hampir telah. Gadis itu berjalan menuju kamar Willy dengan kesal.

Dia mendobrak pintu kamar. Masuk dengan aura dingin. Seketika matanya terbelalak melihat kamar yang semula rapi sekarang sangat berantakan.

Nafas Vira memburu. Laki-laki ini! Tidak bisakah menghargainya yang sudah susah-susah merapikan kamar laki-laki itu walau terpaksa!?

Sial. Dia benar-benar kesal. Butuh ekstra keras untuk membereskan kamar yang tidak terawat itu.

"Auwww!" Willy berteriak kesakitan saat sebuah tangan menarik telinganya tanpa perasaan.

Pemuda itu mendongak dengan meringis. Willy menatap Vira memelas.

"Ihh. Sakit sayang," Adu Willy dengan mata memelas. Sumpah demi apapun. Telinganya sangat sakit. Tidak pernah ada yang jewer telinganya, karena tidak ada yang berani melakukan itu.

Dan gadis didepannya ini tanpa rasa takut menarik telinga ketua Fornax sampai memerah.

"Aduh, aduh, aduh. Lepas ihh. Sakit ini." Rengek Willy dengan muka memerah.

Vira tanpa kasihan, semakin menarik telinga Willy. Sakit hati dia lah. Udah capek-capek beresin ini kamar, tapi apa? Malah laki-laki ini bikin kamar suram itu berantakan lagi. Kayak enggak menghargai dia aja.

Willy meringis. "Lo kenapa acak-acak lemari?" Tanya Vira datar. Dia menatap dingin Willy.

Willy menolehkan kepalanya menghindari tatapan Vira. Ok dia takut.

"Aku mau cari Hoodie kesayangan aku. Tapi nggak ketemu," Jawab Willy dengan mengusap-usap telinganya yang sudah dilepas oleh Vira.

Willy melihat dirinya di cermin. Kan merah?, Batin Willy.

Vira berjalan menuju lemari. Dia mengambil Hoodie besar bewarna hitam dengan lambang Fornax di belakang Hoodie.

Vira melempar Hoodie itu kemuka tampan Willy. Willy mengerjap. Menatap Hoodie yang di tangganya.

Kok? Kenapa ketemu!? Tadi saat dia cari-cari sampai mengeluarkan semua pakaiannya dari lemari saja, dia tidak menemukan nya. Tapi kenapa saat Vira yang mencarinya, ini Hoodie cepat sekali ketemu?

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang