25. orang gila

3K 322 112
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy reading ❤️

'Kalau mau bunuh diri yang elit dikit kek, jangan mati karena tenggelam, tapi mati lah karena dibunuh'
-Savira Zainova

***

Vira keluar dari kamar mandi. Dia sudah memakai-nya, walaupun harus nunggu setengah jam lebih.

Cowok itu beli dimana sampai selama itu?

Vira melihat Willy yang terlihat ingin menyalahkan kompor walau terkesan ragu-ragu.

Tidak, itu tidak bisa dibiarkan. Dia tidak ingin menjadi gelandangan setelah ini. Vira berjalan dengan sedikit berlari kearah Willy.

"Ngapain?" Tanya Vira yang malah membuat Willy tersentak kaget.

Disampingnya terdapat Vira yang menatap datar dirinya. Ia meringis. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tadi dia sedang berusaha untuk menyalakan kompor karena dia sangat lapar. Ingin meminta tolong Vira, tapi dia takut.

Takut karena tatapan dingin yang memandang nya tidak bersahabat.

"Masak, lapar," Ucap Willy pelan. matanya menatap Mie yang sudah ia taruh di panci tanpa air.

Vira melirik sekilas. Ia menyuruh Willy menyingkir dan hanya dituruti oleh sang empu.

Cklek.

Willy memperhatikan semua gerakan-gerik sang istri. Walaupun Vira terkesan cuek padanya, tidak dipungkiri dia bisa melihat sedikit kepedulian yang Vira berikan untuk dirinya walaupun terkesan terpaksa?

Sampai sekarang, dia masih bertanya-tanya dalam benaknya. kenapa Vira berubah sangat jauh dari sebelumnya. Kalau perihal capek, ya capek sih.

Tapi kenapa sangat berubah sekali. Dia tidak mengerti. Dia ingin mencari tau apa penyebab Vira bersifat seperti itu kepadanya selain alasan dia capek mengejar cintanya.

Pikirannya terlalu penuh tentang perubahan istrinya, sampai Willy tidak menyadari kalau Vira sudah selesai memasak mienya dan sedang menatap cowok itu.

"Udah ngelamun nya?" Ucap Vira membuat Willy tersadar. Dia tersenyum bodoh.

"Hahaha," Willy tertawa sumbangan. Malunya dobel.

"Huh," Vira mendengus dingin.

Beralih duduk menghadap Willy. Matanya menatap Willy. Andai dia bukan lesbian. Mungkin dia sudah jatuh cinta dari awal melihat ketampanan Willy.

Tinggal satu bulan lebih dengan laki-laki itu, dia mengetahui bahwa Willy sangat lah manja. Apalagi saat sakit.

Rasa bersalah kembali hinggap di hatinya saat mengingat perbuatan Vira yang asli kepada Willy.

Seandainya Vira tidak melibatkan cowok itu dalam masalahnya. Willy tidak akan merasakan cinta bertepuk sebelah tangan.

Dia hanya berdoa semoga Willy dapat menghapus rasa cintanya. Dan menemukan orang yang mau mencintai cowok itu dengan tulus.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang