52. Modus

2.1K 205 30
                                    

Sudah direvisi.

Vote dan komen jangan lupa.
Happy reading.

***

Mendengar perkataan Willy membuat raut wajah Vira mendatar, bahkan lebih datar dari biasanya.

Bisa-bisanya Willy mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mentang-mentang lagi sakit.

Walaupun ia tidak bereaksi apapun saat melihat tubuh pria, tapi tetap saja rasanya aneh bagi Vira.

Kalau saja Willy dalam keadaan baik-baik saja, pasti ia akan langsung memukuli Willy dengan membabi-buta.

Lihat saja sekarang. Willy memasang wajah tanpa dosa dengan senyum sangat lebar sampai Vira berpikir mulut Willy akan robek kalau melebarkan senyumnya lagi.

"Mau kan?" Tanya Willy dengan nada memohon. Ia menggenggam jari Vira dan memainkannya.

"Nggak!" Ketus Vira mendelik.

Willy terlihat memayungkan bibirnya ke depan dan menghentakkan kaki kelantai. "Ihhhh. Kan cuma mandi in aja, kok nggak mau."

Vira semakin menatap Willy sinis. 'Cuma' 'Cuma' dia kira mandi in pria dewasa/remaja sesenang itu?

Mungkin untuk perempuan lain akan mengangguk malu-malu dan langsung akan memandikan nya dengan tangan yang tidak bisa diam di satu tempat.

Tapi ini Vira! Jelas saja ia tidak ingin.

"Nggak."

Entah kesurupan apa, mata Willy berkaca-kaca siap menangis. Hingga suara Isakan kecil terdengar di pendengaran Vira.

"Cuma mandi in aja ra." Lirih Willy menutup matanya dengan kedua tangan. Dia berjongkok dengan membenamkan wajahnya paa lutut.

Melihat itu membuat Vira mengacak-acak rambut kasar. Ia berjongkok dan memegang pundak bergetar Willy. "Okeh." Pasrah Vira dengan muka yang ditekuk.

Ia mengangkat wajahnya menatap Vira berbinar. "Serius?!" Girang Willy menghapus air matanya.

Vira mengangguk. Tangannya menarik Willy untuk masuk ke Bathtub. Ia menyalakan keran di ember minimalis.

"Bukan baju." Willy membuka bajunya dengan hati-hati. Sedikit meringis saat lukanya bergesekan dengan baju kasar yang ia gunakan.

Mematikan keran. Ia mengambil handuk kecil dan ia masukkan kedalam air. Meremas, Vira mulai mengelap tubuh Willy dengan handuk basah itu.

Ia dengan telaten membersihkan tubuh Willy dan tidak mengelap bahu Willy yang lukanya masih basah.

Melihat wajah istrinya yang begitu serius, membuat Willy tidak bisa menyembunyikan senyum manis nya.

Kening yang kadang mengerut membuat Willy ingin menciumnya. Diperlakukan seperti ini, walaupun dengan paksaan membuat hati Willy menghangat.

Rasa ingin memiliki Vira seutuhnya membuat Willy bergetar. Dia benar-benar tidak bisa berbohong dengan hatinya bahwa ia ingin setiap saat Vira memperlakukannya seperti ini.

Memperhatikannya. Berat harus melepaskan Vira suatu saat untuk orang lain. Apa boleh dia egois untuk memiliki Vira untuk dirinya sendiri?

Dia ingin egois memiliki Vira untuk dirinya sendiri. Tapi, ada rasa takut yang begitu hebat membuat Willy bingung.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang