40. Ucap sok bijak Zara

1.4K 160 72
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy Reading📖

17+

'Memang terkadang kita perlu melepaskan seseorang agar yang lebih baik bisa datang di masa depan kelak,'
-Zara Adisty-

***

Hari semakin siang. Vira berserta kedua temannya sedang berada di rooftop sekolah.

Setelah pengungkapan Zara tadi, Alana meminta untuk menemui Vira dengan alasan keperluan.

Dan disinilah sekarang. Zara yang sedang memainkan ponselnya sesekali terkekeh. Alana yang sedang melamun memikirkan sesuatu. Dan Vira yang sedang berdiri diperbatasan rooftop dengan tangan mengapit sebatang rokok.

Mengusap wajah frustasi. Alana menyandarkan tubuhnya pada sofa. Gelang yang sudah ia cari hampir satu minggu belum juga ditemukan. Dan itu membuatnya frustasi.

"Haha," kekeh Zara di depan ponsel. Dia meletakkan ponselnya di meja yang ada di depannya.

Gadis itu menatap Vira dan Alana yang seperti frustasi akan sesuatu. "Why?" Tanya Zara penasaran. Alana mendongak dengan tangan kanannya masih memegangi kepalanya.

"Huhh. Pusing gue," keluh Alana. Dia menghembuskan nafas dalam. "Masalah gelang atau Raynar?" Tanya Zara melonggarkan dasinya.

Alana berdecak sebal. "Dua-duanya!" sentaknya. "Gelang nya masih belum ketemu?"

Alana mengangguk pelan. Dia menoleh menatap Vira yang berjalan dengan menghisap rokok.

Duduk disamping Zara. Vira menatap Alana serius. "Gue nggak ngerti." Ujar Vira pelan. Dia membuang batang rokok yang masih tinggal setengah kelantai dan menginjaknya.

"Maksud lo?" Bingung Zara. Dia bahkan menggeser tempat duduknya semakin dekat dengan Vira.

"Lo sama dia sama-sama kehilangan gelang diwaktu yang bersamaan." Kata Vira mengingat ucap Callista saat dia ke rumah gadis itu.

Mengerutkan alisnya. Alana bertanya, "dia siapa?"

"Callista maksud lo Nov?" Tebak Zara menaikkan sebelah alisnya.

Vira mengangguk. Dia menggulung lengan seragamnya. "Iya."

"Callista? Ada hubungan apa lo sama orang itu? Kok bisa dekat?" Alana menatap Vira curiga. Vira berdecak.

"Udah lah."

Alana pasrah. Zara tiba-tiba berceloteh. "Lo masih suka sama Raynar? Lo nggak kecewa sama dia karena pernah ngelakuin lo dengan buruk? Nggak lo ikhlasin ya dia?"

Alana membuang muka. "Kalok disuruh jujur, gue emang masih cinta sama dia. Gue kecewa. Siapa sih yang nggak kecewa kalok orang yang selama ini lo perjuangin malah nggak pernah peduli sedikitpun soal perasaan gue dan perjuangan lo. Walaupun gue tau, dia udah nyesel dan udah suka sama gue. Tapi gue udah nggak butuh itu. Ikhlas nggak ikhlas, harus ikhlasin."

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang