30. Ngamok

2K 222 20
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy reading ❤️

'Saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan, maka merelakan adalah suatu keharusan,'
-Indriana Shakayla.

***


Zara menatap heran Alana yang terlihat panik mencari sesuatu yang tidak kunjung ketemu.

Sedari tadi. Gadis berambut cokelat panjang itu selalu merogoh kantong celana dan memutari kamarnya seperti mencari sesuatu yang hilang.

Alana mengigit kukunya gelisah. Dia sangat takut barang berharganya menghilang.

Zara yang sudah lelah melihat tingkah Alana, bertanya, "Lo kenapa sih Al?" Bingung Zara tidak ditutup-tutupi.

"Gue bingung. Gelang gue hilang." Ujar Alana dengan suara bergetar. Gadis itu terlihat sangat frustasi sekarang.

"Hah? Gimana bisa?" Heran Zara. Pasalnya Alana sangat menjaga gelang itu dengan hati-hati dan tidak pernah menaruk sembarangan karena gelang itu dari orang yang sangat berharga bagi Alana, yang sayangnya Zara tidak tau dari siapa.

"Gue ga tau! Tiba-tiba aja nggak ada. Gue bingung. Gimana nih Zar?" Ucap Alana. Dia mengaruk tengkuknya sangking bingungnya.

Zara menghela nafas. "Udah, lo tenang aja dulu. Nanti kita cari sama-sama." Usul Zara.

Alana menuruti usulan Zara. Dia bubuk disamping Zara. Menghela nafas panjang.

Dia benar-benar takut gelang itu hilang. Itu gelang yang sangat ia jaga. Gelang dari orang yang sangat ia sayangi.

***

Di pagi hari seharusnya disambut dengan menyenangkan. Tapi tidak dengan Willy. Pagi-pagi sekali saat dia masih tidur dengan nyenyak karena bermimpi berciuman dengan Vira.

Willy malah merasakan tendangan seseorang membuatnya terjatuh dari ranjang dengan posisi tidak elitnya.

Dengan linglung, Willy menatap sekitar dengan mengelus kening pelan. Di atas kasur, Vira menatap dingin Willy.

Tadi saat dia terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah polos Willy dengan mata terpejam dan bibir yang dimajukan ke depan, seperti akan menciumnya.

Jadi dia dengan tidak santai menendang Willy yang masih tertidur dengan keras. Bahkan dia mengabaikan posisi jatuhnya Willy yang benar-benar tidak elite.

Willy menatap Vira bingung. "Kenapa?" Tanya Willy kalem. Dia mengedip-ngedipkan matanya bingung.

Vira mendengus. Kalau saja dia terlambat, pasti bibir Willy sudah mendarat di bibir tipisnya.

"Gak usah sok nggak tau!" Ketus Vira, dia beranjak dari ranjang.

"Hah?" Bingung Willy. Ekpektasi mukanya sangat lucu. Matanya membesar dengan mulut menganga bingung.

Cowok itu mengulum bibir. "Hah!? Hah. Apa-apaan lo maju-majuin bibir lo itu!? Mau menggoda gue?" Sewot Vira berkacak pinggang.

Willy semakin bingung. Kapan dia memaju-majukan bibirnya?

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang