28. Alister Daffa Zaedan

2K 227 28
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik

Happy Reading📖

'dia terlalu sempurna untukku ceritakan secara sederhana'
-Alister Daffa Zaedan

***

Seorang pemuda berusia kisaran 20tahunan tengah tersenyum senyum sendiri di atas balkon kafe.

Dia melamun dengan senyum sampai tidak sadar bahwa teman disampingnya menatap dirinya dengan ekspresi tidak percaya.

Pemuda itu menunduk mengingat kejadian waktu itu. Saat ada seorang gadis SMA yang menyelamatkan dirinya yang akan bunuh diri.

Dan jantungnya yang berdetak kencang saat melihatnya membuatnya menggila.

Dia tidak pernah merasakan rasa seperti itu. Itu sangat aneh dan mendebarkan.

Danu yang merasa temannya semakin aneh pun mengeluarkan suara. "Alister." Panggil Danu membuat laki-laki bernama Alister itu menoleh kearah nya.

"Hah? Kenapa?" Tanyanya bingung.

Danu mendelik. "Kamu kenapa sih? Melamun aja, sambil senyum-senyum gak jelas lagi. Ngeri tau gak." Ujar Danu sambil bergidik.

Bagaimana tidak. Temannya ini itu orangnya sangat pendiam. Jarang senyum dan juga jarang melamun.

Makanya dia takut. Bisa saja kan kalau temannya ini ketempelan mbak Kunti di kosnya?

Alister mengangkat bahu. Dia juga tidak ingin memberi tau Danu soal waktu itu. Gadis itu terlalu spesial untuk di ceritakan kepada orang lain begitu saja.

"Gak papa." Jawab Alister dengan senyum. Danu menatap temannya datar.

"Ck. Udah lah. Cepet buatin kopi. Ada yang pesen. Sekalian anterin." Ujar Danu berlalu pergi.

Alister berdecak. "Kenapa aku?" Tangannya dengan sedikit berteriak karena Danu yang sudah pergi sedikit jauh.

"Aku mau BAB soalnya. Udah nggak tahan." Balas Danu juga berteriak.

Alister membuat kopi dan dengan cepat membawanya menuju meja nomor 5. Di meja itu terdapat seorang gadis yang memainkan ponselnya dengan menunduk membuat wajahnya tidak terlihat.

"Ini mbak kopinya. Silahkan diminum." Ujar Alister dengan menaruk gelas kopi itu kemeja.

Gadis itu mendongak dan disaat itu juga jantung laki-laki itu kembali berdetak lebih cepat seperti hari itu.

Alister menatap gadis di depannya yang menatap ia datar. Wajah ini? Benar!. Ini wajah orang yang menyelamatkannya dari bunuh diri.

"Kamu.. orang yang menyelamatkan aku waktu mau bunuh dirikan?" Tanya Alister memastikan. Walaupun dia sangat yakin bahwa gadis ini adalah gadis yang menyelamatkannya.

Vira menaikkan salah satu alisnya. Dia menatap pemuda di depannya datar. Ya, dia ingat.

"Kenapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Alister, Vira malah balik bertanya.

Alister tersenyum saat tebakan nya benar. Dia menggeleng pelan dengan senyum.

"Ahh. Tidak. Aku hanya bertanya. Btw terimakasih untuk waktu itu. Andai kamu tidak datang, aku tidak tau apa yang terjadi. Aku terlalu bodoh waktu itu. Aku pikir dengan aku pergi dari dunia ini itu akan membuatku bertemu dengan keluarga ku di sana. Sekali lagi terima kasih." Alister berucap dengan senyum manis.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang