35. Kesialan di pagi hari

1.8K 188 18
                                    

Sudah direvisi.

Tolong dibudayakan meng-vote serta komen agar aku semakin semangat mengetik.

Happy reading ❤️

'Manusia pasti memiliki rahasia besar yang tidak diketahui oleh diri mereka sendiri. Begitupun dengan aku dan kalian,'
-Savira Zainova.

***

Nasib sial sepertinya tidak akan pernah lepas dari hidup Vira. Pagi-pagi saja dia kembali tekena sial.

Ban motornya bocor dan sekarang dia sedang merenggut kesal di jalan. Hari ini upacara dan sayang sekali motornya malah bocor dan harus ia bawa ke tukang tambal ban.

Kenapa tadi dia menolak ajakan Willy untuk berangkat bersama dengan laki-laki itu. Kan sekarang ia jadi menyesal.

Vira menendang kerikil dengan gabud. Jarak sekolah masih jauh. Tadi dia sudah pesan Grab tapi dicancel oleh Abang Grab.

"Huh.. kalau kayak gini nggak akan nyampe." Gerutu Vira sebal.

Suara klakson motor membuatnya menoleh. Di sampingnya terdapat pengendara motor Scoopy.

Pengendara itu menaikkan kaca helm. Alister menatap Vira. "Loh, kok jalan kaki?"

"Bocor." Singkat Vira. Dia melanjutkan jalannya.

"Mau nebeng nggak?" Tawar Alister membuat Vira sedikit tergiur.

"Memang searah?" Alister mengangguk. Dia menyerahkan helm yang satunya pada Vira.

Vira menaiki jok belakang motor Alister. Dia menepuk pundak pemuda itu.

"Jalan." Bak seorang ratu yang memerintah seenak jidat.

Alister mendengus. Dia mulai menjalankan motor Scoopy nya.

***

Vira turun dari motor Alister. Dia melepaskan helm dan menyerahkannya kepada sang pemilik.

"Hm. Makasih." Ucap Vira. Alister mengangguk. "Ya udah. Kalok gitu aku duluan."

Alister menjalankan motornya menjauhi SMA Gentilang. Vira melihat gerbang sekolah yang sudah ditutup.

Karena dia tidak ingin di hukum nantinya. Vira memilih pergi menuju belakang sekolah.

Saat sampai di belakang sekolah. Gadis itu menatap sekeliling, berharap ada sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mencapai sampai di atas tembok.

Dia melihat tangga di sebelah pohon mangga. Vira mengambil tangga itu dan meletakkannya di samping tembok pembatas sekolah.

Kakinya menaiki satu persatu anak tangga. Sampai di atas, Vira duduk sebentar menatap kebawah.

Cukup tinggi. Mungkin 3 meter ada.

Kalau dia langsung lompat. Apa dia akan selamat? Vira memposisikan dirinya. Dia melompat kebawah.

Gedebuk!

Sayangnya, saat dia mendarat. dia tidak merasakan sakit sedikitpun, malah dia merasakan dada bidang yang keras.

Vira membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah mata hitam legam yang memandang dirinya penuh khawatiran.

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang