49. Callista diculik [2]

1.5K 143 13
                                    

Sudah direvisi.

Happy reading ❤️
Vote dan komen say!

"Aku mencintainya sederas hujan, tapi ia lebih memilih berteduh lantas menghindar'
–Anjanita Emily–

🍂🍂🍂

🍂🍂🍂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍂🍂🍂

Brakk!

Suara pintu yang didobrak dengan keras membuat tiga orang yang berada didalam seketika memusatkan pandangannya kepada seorang gadis yang berdiri dengan gagahnya setelah dengan santai mendobrak pintu keras mengakibatkan pintu itu terlepas.

Gadis dengan bandana yang melingkar di kepalanya itu berjalan. Mata tajamnya tidak pernah lepas dari seorang gadis yang duduk dikursi dengan keadaan tangan dan kaki yang terikat serta mulut yang terlakban.

Sorot tajam ia layangkan pada pemuda yang sedang berdiri disamping gadis yang duduk terikat.

"Lepas!" Desis Vira menatap nyala dua kembar berbeda gender itu. Bara, pemuda itu malah tersenyum remeh.

"No, no, no." Ia menggoyangkan jari telunjuknya kekanan-kekiri.

"Lagian gue udah susah-susah nyulik ini anak, ya kalik gue lepasin gitu aja. Sia-sia dong gue nyuliknya kalok gitu." Lanjutnya dan dengan genitnya mencolek dagu Callista yang langsung mengalihkan pandangannya.

Vira mengeram. Tangannya terkepal hingga buku-buku kukunya memutih. Ia sangat tidak suka Callista diperlakukan seperti itu oleh orang lain!

"Jaga tangan kotor lo anjing! Jangan lo pegang-pegang dia yang suci dengan tangan sampah lo itu!!"

Bara mengernyit alis tidak terima. "GUE BUKAN SAMPAH!"

"Lo sampah! Banci! Cupu! Beraninya pakek acara bawa-bawa pacar gue segalak. Urusan lo sama gue, nggak usah libatin Callista yang nggak tau apa-apa!" Teriaknya dengan muka yang memerah.

"Lo nggak bisa ya langsung dateng kegue tanpa melibatkan orang lain. Dulu Willy sekarang Callista?"

"Lo tuh emang pantes dibilang cupu!"

Sungguh sekarang muka Bara sudah benar-benar memerah. Dia menatap benci kepada Vira.

"Lo brengsek Vira! Gue benci sama lo!" Teriakan Bara menggelegar sampai kelantai bawah.

Nita yang masih asik mengerutu deng mengusap-usap bokongnya seketika mendongak cepat. Seakan rasa sakit yang ia rasakan tadi lenyap begitu saja.

Berlari menaiki tangga menuju keatas. Pintu yang seharusnya ada malah hilang entah kemana.

Memasuki ruangan dengan nafas terengah-engah. Suasana mencekam membuat Nita membeku seketika. Didepannya terdapat dua manusia yang saling memandang dengan tajam seolah-olah ada laser yang mencoba membakar tubuh.

Meneguk salivanya, Nita berjalan menuju Vira. "Hmm... Jadi gimana ini?" Nita mencoba membuat mereka berhenti menatap tajam satu sama lain.

Jessy bahkan terdiam bingung. Kenapa Bara terlihat sangat membenci Vira, apa alasan nya?

"Lo hapus video itu, dan gue serahin Callista sama lo." Jessy angkat bicara. Dia menatap Vira dengan serius.

Vira terkekeh. "Oh. Jadi cuma gara-gara itu lo sampek nyulik Callista segalak?"

"Nggak! Nggak itu aja." Sela Bara masih dengan amarahnya.

"Well, gue tau. Tentang yang itu bukan? Uh, itu gue nggak sengaja, tangan gue licin soalnya." Ujar Vira santai. Ia memainkan kukunya yang panjang yang ia cat berwarna hitam.

Bara melotot. "Nggak sengaja lo bilang ra?! Gila lo! Jelas-jelas lo sengaja! Lo sepenuhnya sadar waktu itu, dan lo bilang lo nggak sadar?!"

"Ya gimana dong? Udah terlanjur juga." Vira memutar bola matanya.

Bara menggelengkan kepalanya. "Lo bener-bener cewek yang nggak punya rasa kemanusiaan Vira!"

"Iya, gue tau." Balas Vira malas. Mereka terus berdebat membuat tiga orang lainnya mengerutkan keningnya bingung. Apa yang mereka berdua bicarakan? Kenapa sangat aneh.

"Karena lo, gue kehilangan orang paling berharga buat gue. Sedangkan lo? Kenapa juga enggak."

"Kalok gue kehilangan dia. lo juga harus kehilangan orang yang lo sayang, biar tau rasa sakitnya." Bara mengeluarkan pistol yang ia sembunyikan di lengan bajunya.

Ia mengarahkan pistol itu kepada Callista yang masih duduk terikat dikursi.

"Selamat kehilangan!" Girang Bara menarik pelatuknya bersiap menembak kepala Callista yang duduk dengan gelisah.

Dengan sekuat tenaga, Vira berlari menuju Callista, ia memeluk tubuh gadis itu seraya menutup matanya bersiap menerima tembak gila dari Bara.

Dorr.

Arghh!

TBC.

Huwaaa, aku kok nggak pede sama part ini ya? Huff, moga-moga nggak ngecewain kalian deh.

Jangan lupa spam next guys, biar aku nambah semangat, dan nggak males ngetik lagi.

18 November 2021

 Savira Valenia [END] Sudah DirevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang